Di taman, bunga kamboja jatuh perlahan tertiup angin. Raras berjalan di samping Raja Wijaya dengan langkah pelan tapi canggung seperti seseorang yang sedang mencoba menutupi sesuatu yang besar.Raja menatapnya sesekali, memperhatikan caranya menatap rumput, menghindari tatapan mata, lalu tiba-tiba berhenti menunduk hanya untuk menatap seekor kupu-kupu.“Paduka,” katanya dengan nada terlalu riang, “lihat! Kupu-kupu ini cantik sekali. Kalau dipegang, sayapnya rontok, ya?”Raja berkedip, sedikit terkejut.“Biasanya kau tidak peduli hal-hal semacam itu, Ajeng,” ujarnya pelan.Raras tersenyum canggung, lalu malah mendekat dan… mencoba menangkap kupu-kupu itu dengan dua tangan. Ia berlari kecil, rok panjangnya tersapu angin.“Hamba hanya penasaran! Jangan-jangan ini pertanda baik!” serunya sambil tertawa kecil, tapi hampir tersandung akar pohon.Raja spontan maju menahan lengannya. “Hati-hati!”Raras terhenti di pelukannya, dan detik itu dunia seperti melambat. Nafas mereka hampir bersentuh
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-10-21 อ่านเพิ่มเติม