Alin baru saja berdiri, hendak menyiapkan perlengkapan mereka, ketika tiba-tiba Raras bersin keras.“Haacchuu!”Suara itu menggema sampai ke arah Reyas yang refleks menoleh dengan ekspresi khawatir atau mungkin geli.Raras buru-buru menutup hidungnya sambil mendengus kesal, “Uh, siapa yang sedang membicarakanku ini? Jangan-jangan Rakai, ya… sedang marah karena aku kabur?”Alin tertawa kecil. “Atau jangan-jangan Reyas, Gusti Putri. Sejak tadi dia menatap Gusti Putri terus.”Raras memutar bola mata, pura-pura tidak peduli, tapi telinganya memerah. “Huh, dia itu cuma terlalu sopan. Laki-laki yang sopan memang jarang, jadi kau salah tafsir.”Reyas mendekat, mendengar percakapan mereka. “Aku dengar, Putri bicara apa tentangku?”Raras menegakkan punggung, pura-pura anggun. “Tidak ada. Kami hanya membicarakan cuaca yang… terlalu panas untuk percakapan serius.”Reyas menatapnya heran, lalu menunduk sedikit, menahan tawa. “Kalau begitu, semoga panasnya tidak membuat Putri semakin mudah tersipu
Last Updated : 2025-11-04 Read more