Pagi itu matahari bersinar lembut, menembus tirai renda putih yang menggantung di ruang makan keluarga besar Hartono. Aroma roti panggang dan telur dadar memenuhi udara, berpadu dengan wangi kopi hitam yang baru diseduh. Suasana tampak hangat dan rapi, setidaknya di permukaannya.Lena duduk di ujung meja panjang, berhadapan dengan mertuanya, Richard dan Elizabeth, sementara Axel, suaminya, duduk di sisi kanan, dengan ekspresi yang sulit dibaca—antara malas dan jengah.Elizabeth menatap Lena dengan lembut, seperti seorang ibu yang ingin memastikan segalanya baik-baik saja. “Lena… kamu baik-baik saja, sayang? Makanmu kenapa sedikit sekali?” tanyanya sambil mencondongkan tubuh sedikit ke depan.Lena tersentak kecil. Ia tersenyum kaku. “Nggak kok, Ma. Aku… sebenarnya lapar, tapi… aku ingin makan di dalam kamarku. Apa boleh?” suaranya lembut, tapi terdengar gugup.Elizabeth dan Richard saling pandang sejenak. Belum sempat salah satu menjawab, Axel sudah memotong, nadanya tajam.“Sok banget
Last Updated : 2025-10-24 Read more