Suara Aryan di seberang terdengar agak tegang. [“Nad, kamu di mana sekarang? Aku baru sampai rumah, tapi sepi sekali. Tidak ada seorang pun. Tidak ada Ibu, tidak ada dirimu, bahkan Erlina pun juga tidak ada. Ke mana semua orang? Kok rumah dibiarkan kosong begini?”]Nadira terdiam sejenak, berusaha menata suara agar terdengar tenang. “Aku sedang di taman, Mas. Baru saja selesai mencari sesuatu, sebentar lagi pulang.”[“Taman?”] Aryan mengulang, jelas terdengar bingung. [“Sendirian? Kamu nggak sama Ibuku?”]“Nggak tuh, Mas. Aku nggak tahu Ibu ke mana,” jawab Nadira, pelan tapi jujur.Aryan mengela napas berat dari seberang. Keheningan sesaat membuat Nadira semakin cemas. Ia menggenggam erat tali tas, merasakan telapak tangannya mulai berkeringat.[“Sudahlah, sekarang pulang sekarang, Nad! Aku tunggu,”] ucap Aryan akhirnya, tegas tapi masih terdengar mengandung rasa khawatir.Tanpa banyak bicara lagi, panggilan pun terputus. Nadira menutup layar ponsel, berdiri dari bangku taman, dan seg
Terakhir Diperbarui : 2025-09-13 Baca selengkapnya