Di sisi lain, suasana ruang kerja Raka sudah jauh lebih tenang. Tumpukan berkas yang semula memenuhi meja perlahan berkurang, berkat bantuan Paula yang cekatan. Raka sendiri tidak menyangka, meski terlihat cerewet, Paula ternyata cukup teliti dan bisa diandalkan.“Terima kasih, Paula,” ucap Raka sambil menutup map terakhir dan meregangkan bahu. “Kalau tidak ada kamu, mungkin aku baru selesai tengah malam nanti.”Mata Paula berbinar mendengar ucapan itu. Ia menepuk ringan dadanya, lalu tersenyum lebar. “Ah, itu kecil sekali, Pak. Lagi pula, saya juga tidak mau melihat senior saya kerja sendirian sampai lembur.”Raka terkekeh pelan, senyumnya lebih lepas dari biasanya. “Senior, ya?” ulangnya, seakan menguji pilihan kata Paula.Wajah Paula merona. Ia cepat-cepat merapikan alat tulisnya agar tidak terlalu jelas menunjukkan rasa gugup. “I—iya, kan Bapak lebih berpengalaman. Jadi sudah jelas saya harus banyak belajar.”Raka hanya mengangguk, tidak memperpanjang, lalu bangkit dari kursinya.
Last Updated : 2025-10-03 Read more