Nadira menghela napas panjang, lalu menegaskan dengan suara bergetar namun mantap, “Aku serius, Mas. Aku ingin kita tinggal berdua saja. Aku sudah mencoba bersabar, tapi setiap hari rasanya semakin sulit menghadapi sikap ibumu. Kalau Mas tetap tidak mau, maka biarkan aku tinggal bersama Paula saja.”Suara Aryan di seberang terdengar tercekat, seakan tidak menyangka istrinya bisa sekeras itu. [“N—Nad, jangan bilang gitu. Jangan pernah berpikir untuk tinggal jauh dariku.”] Nada suaranya jelas tergagap panik, berbeda jauh dari tadi yang penuh amarah.Nadir terdiam, menanti jawaban yang lebih tegas. Hatinya berdegup kencang, takut sekaligus berharap.Lalu terdengar suara Aryan lagi, kali ini lebih bulat, [“Okey, Mas akan jemput kamu. Kita pulang malam ini juga dan tinggal di rumahmu. Kalau gitu, segera kirim alamat rumah temanmu si Paula itu. Mas akan izin dulu pada Ibu untuk pulang ke rumah kita, sekalian Mas minta Erlina menjaga Ibu selama aku tidak ada. Mas akan tinggal bersamamu, Nad.
Last Updated : 2025-09-25 Read more