Bab 38Ibu panti menatap wajah Safitri yang sibuk memindai raut adik-adiknya. Senyum di wajah mereka membuat hatinya merekah. Sudah lama ia tak melihat pemandangan seperti ini. "Nak," panggil Ibu Panti lembut. "Iya, Bu?""Kemarin, Ibu berharap kamu menginap bersama suamimu di sini.""Ah iya, Bu. Maaf, Mas Janu sibuk dengan usahanya. Showroom lagi ramai, bengkel pin sama. Alhamdulillah. Fitri ngga tega kalau minta Mas Janu ikut nginap di sini. Biar di rumah saja urus usahanya.""Seharusnya kamu tak perlu menginap. Temani saja suamimu. Bukannya malah kamu pergi sendiri, mengabaikan tanggung jawabmu.""Tidak, Bu. Fitri tidak mengabaikan tanggung jawab. Fitri sudah izin dan Mas Janu memberi izin. Di rumah, stok makanan juga banyak. Mas Janu bisa masak sendiri. Kalau soal rumah, Fitri tak meminta Mas Janu untuk membersihkan. Ngga apa-apa berdebu, biar nanti setelah Fitri pulang, Fitri yang selesaikan semuanya.""Tidak, Nak. Tidak seperti itu. Laki-laki itu, kalau sudah memiliki segalanya
Last Updated : 2025-10-16 Read more