Bab 42Syarif termenung di depan pagar rumah Nuraini. Ia tak habis pikir, sejauh itu Nuraini bisa berpikir untuk pergi hanya karena dirinya telah ternoda. "Dik, seandainya kamu bicara sejak awal, semua bisa dibicarakan," ucap Syarif tak peduli pada pagar yang sudah di tutup rapat. Bayangan kecil di depan pagar itu menunjukkan bahwa sang empunya rumah masih ada di sana. "Keluarga Mas memang begitu, tapi Mas tidak." Syarif tak terima. Nuraini yang memang masih terduduk di balik pagar sambil menangis, akhirnya bangkit untuk membuka pintu pagarnya kembali. Mata Syarif berbinar saat melihat wajah Nuraini yang kembali ada di hadapannya. Ia hendak mendekat, tapi urung saat tangan Nuraini memberikan isyarat untuknya agar tetap di tempat. "Bisa jadi kamu memang tidak sama dengan keluargamu, tapi mereka pasti akan mempengaruhi pikiranmu agar kita berpisah sebab kita tak sejajar. Aku ternoda sementara kamu laki-laki sempurna. Sudahlah, Mas. Aku sudah jadi istri orang sekarang, sebaiknya jan
Terakhir Diperbarui : 2025-10-19 Baca selengkapnya