All Chapters of ENAK, PAK DOSEN!: Chapter 121 - Chapter 130

144 Chapters

121. Layani Aku, Istriku!

Diana diajak ke sebuah villa yang terletak sekitar 1 jam dari vila mereka sebelumnya. Sesampainya di villa tersebut, Damar kemudian mengajar Diana untuk masuk ke dalam kamar. Shanum tertidur, sehingga dia memilih untuk menggendong putri semata wayangnya itu ke sana.Damar juga meminta seorang karyawan tersebut untuk membawakan koper besar milik Diana sambil memberikan tip untuk lelaki itu.Damar meletakkan putrinya dengan sangat hati-hati di atas kasur empuk sesampainya di kamar bernuansa coklat itu. Selepas membawa koper ke dekat lemari pakaian, Diana segera menuju ke dekat ranjang.Namun sebelum itu, Damar malah menarik lengannya dan langsung saja membawa Diana pergi."Kita mau ke mana sih, Mas?" Tanya Diana saat tangannya ditarik Damar menjauh keluar kamar."Ikut aku pokoknya!" jawabnya tidak mau dibantah sama sekali. Damar sudah memiliki kejutan yang dipersiapkan beberapa hari sebelum rencana liburan ini berlangsung."Nggak mau!" Diana menolak dengan

Last Updated : 2025-09-25

122. Enak, 'Kan?

Damar segera mendekati Diana. Lelaki itu meletakkan tubuh kurus di atas pangkuan, pada tepian ranjang. Pada saat yang sama, Diana refleks mengalungkan lengan sebab takut terjatuh dan Damar tak siap. "Pernah ngebayangin nggak kita bisa sama sam seperti ini?" Damar mendekatkan hidungnya ke hidung Diana. Helaan napas saring memburu, Diana masih terdiam dan tak menjawab sepatah kata pun. Hanya napas mereka yang saling bertukar dengan detakan dada yang tak normal. Diana memalingkan wajah. Namun sedetik kemudian, Damar buru-buru mengecup bibir itu dengan lembut. Dia mulai melepas peniti yang ada di hijab segi empat yang dikenakan Diana tadi. Diana hanya diam tanpa suara. Seolah tatapan mata Damar itu membuatnya terpaku pada bumi dan dia tak bisa berbuat sesuatu selain mengagumi setiap inchi wajah Damar yang masih seperti dulu. "Jawab aku ...." Pinta Damar sambil menciumi pipi. Namun, Diana masih sama. Bungkam dan tanpa suara. "Ka

Last Updated : 2025-09-26

123. Apa Diana Diracun?

“Aaargh!”Diana mendesah berat saat terbangun. Melirik ke sekeliling, ia tidak menemukannya sang suami yang berada di samping tempat tidurnya. Semalam, mereka memang melakukan tiga ronde, sampai ia benar-benar dibuat lemas.Ia baru saja terlelap menunjukkan pukul setengah empat pagi. Dan alhasil, ia terlambat bangun, juga tidak mendapati Damar yang semula berada di samping tubuhnya.Diana kemudian melirik ke jam dinding di kamar ini, sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi dan kenapa Damar tidak membangunkan nya?"Astaga! Bagaimana dengan kabar Shanum yang dibiarkan semalaman? Anak itu pasti menangis saat tidak berada di sampingku," ujarnya. Ia langsung saja menyibak selimut putih yang digunakan untuk menutupi tubuhnya.Beberapa kelopak mawar turut terjatuh. Ia tidak sadar kalau kasur tersebut memang dihias apa ranjang pengantin.Saat beranjak, ia meringis manakala bekas tikaman pak dosen yang sangat agresif ini m

Last Updated : 2025-09-26

124. Menangkap Pelaku

"Diana! Bangun, Diana! Bangun!" seru Damar kala istrinya tidak bereaksi.Berulang kali ia mengguncang kecil bahu Diana. Namun, Diana tidak bereaksi, kelopak matanya tetap tertutup.Mulut wanita itu mengeluarkan busa. Membuat tubuh Damar menggigil. Ada begitu banyak praduga. Bahkan, hembusan napas itu pun terasa panas."Diana! Jangan tinggalkan aku, Diana!" ulangnya lagi sambil meneriakkan nama sang pemilik hati. Namun sampai hampir semenit, ucapan itu tidak ada jawaban sama sekali.Damar langsung mengamankan minuman yang baru saja diminum oleh Diana, meletakkannya di dekat pot bunga yang tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.Setelahnya, Damar langsung membawa Diana menuju ke bawah tanpa memberitahu siapa pun. Setelahnya, ia menghubungi pihak rumah saki.Sekitar 15 menit berkendara secara ugal-ugalan, Damar sampai di emergency room.Diana langsung ditangani oleh para dokter dan juga perawat yang ada di sana.

Last Updated : 2025-09-27

125. Flatline

"Siapa orangnya, Ndan?" tanya Damar dengan dada berdebar."Dia adalah ...."Damar mengepalkan tangan di samping tubuh. Ia baru saja mendengarkan pernyataan dari sang komandan yang memimpin penyergapan, serta mengumpulkan para saksi yang berada di rumahnya.Amarah memenuhi rongga dadanya. Ia ingin menemui dalang dari kejadian tadi. Tapi, ia juga tidak bisa meninggalkan Diana sendirian."Bedebah! Sialan sekali dia!" umpatnya dalam hati dengan segudang amarah.“Tenang, Mar.”"Bagaimana aku bisa tenang, Ndan? Diana hampir mati. Baiklah, Ndan. Tolong jangan biarkan orang itu kabur! Aku tidak menginginkan dia berada di dalam penjara. Karena aku sendiri yang akan memberikan karma untuk dia!" tegas Damar pada sang komandan."Tapi, Mar. Kamu tidak bisa bertindak seenaknya sendiri mengenai hal—" sergah komandan Yudhi. Namun terpotong saat Damar menyela."Apa Anda lupa, Ndan? Aku bisa melakukan sesuatu untuk membuat Anda d

Last Updated : 2025-09-27

126. Tunggu Tanggal Mainnya

"Diana! Bangun, Diana! Diana!" seru Damar sambil menggoyang kan lengan sang istri di kanan kiri.Ia spontan menekan tombol nurse call yang terletak di atas kepala ranjang dan beberapa dokter juga perawat langsung datang ke ruangan ICU tersebut.Suara flatline pada monitor alat vital tersebut terdengar begitu mencengangkan. Baik Damar, Shanum dan juga 2 karyawan laundry tersebut sangat panik.Setelah para petugas medis masuk, Damar dan Shanum kemudian menunggu di depan ruangan. Mereka berdoa dan berharap supaya wanita yang merupakan kesayangan mereka itu baik-baik saja.Damar terdiam tanpa suara sambil menyatukan kedua tangannya di depan wajah. Sesekali dia meraup mukanya menggunakan kedua telapak tangan dan menengadahkan kepala ke tembok yang berada di belakang tubuhnya."Ya Allah, selamatkan istriku," pintanya Memohon. Ia kemudian memeluk putri semata wayang melayang berada di samping kiri."Ayah, ibu nggak papa kan?" Tanya Shan

Last Updated : 2025-09-28

127. Welcome To The Hell

"Mas, ..." ucap Diana sambil mengelus rambut hitam lebat Damar. Ia baru saja sadae saat menunjukkan pukul setengah empat pagi.Saat membuka mata, ia syok. Ia mendapati suasana ruangan yang aneh. Bau obat-obatan kemudian menusuk hidungnya, membuatnya tak nyaman..Diana mencoba untuk mengingat ingat kembali, apa yang sebenarnya terjadi sejak semalam? Seingat nya, ia sedang meminum teh di balkon kamar. Setelah itu, ia merasakan panas membakar di area tenggorokannya lalu jatuh."Mas, ...." Diana menggoyang kan lengan suaminya. Makas yang berada di sisi kanan atau pun kiri itu terlalu jauh, ia tak bisa mengambil air minum."Mas ...," ulang Damar sambil memainkan hidung suaminya yang sangat mancung.Damar menggeliat pelan. Ia tersentak, langsung bangun melihat Diana sudah tersadar."Diana, kamu ... Kamu sudah sadar?" tanya laki-laki itu dengan raut wajah yang panik bukan main. Ia hendak memanggil sang dokter untuk mengecek ke

Last Updated : 2025-09-28

128. Eksekusi

Video rekaman menjelaskan kalau Maxim yang menyuruhnya."Apa imbalan yang saya dapat jika bisa membunnh Diana?" tanya asisten rumah tangga yang sengaja merekam hal ini sebagai bukti jika sewaktu-waktu diperlukan.Dan ternyata, perkiraannya tidak pernah meleset. Meski ia yakin Damar akan mengampuni kesalahannya, tapi ia berjaga jaga.Demi uang 100 juta, dia rela melakukan apa pun demi mendapatkan uang sebanyak itu. Bahkan, dia tidak takut sama sekali jika nyawanya akan terancam."100 juta untukmu. Tetapi jangan pernah bawa-bawa nama ku kalau sampai semuanya terjadi diluar kendali."Itu suara Maxim yang diperdengarkan di ruang bawah tanah. Baik Maxim dan juga Citra alias Anya berwajah sangat pias. Mereka berdua saling pandang dan mengetatkan rahang masing-masing."Itu semua bohong, Mar! Aku tidak pernah menyuruh dia untuk melakukan itu!" Maxim masih saja berkilah supaya terbebas dari kamu kan pria yang sangat kejam tersebut.

Last Updated : 2025-09-29

129. Kau Cari Mati Rupanya

"Mau apa dia menghubungiku?"Damar menyimpan ponselnya sambil melangkah menuju kendaraannya sendiri. Kemudian, ia terdiam sesaat setelah masuk ke dalam mobil, duduk nyaman di belakang kursi kemudi.Setelahnya, ia menginjak pedal gas pelan, meninggalkan tempat tersebut.Sekitar kurang lebih 2 km, ia meraih ponselnya yang tak henti-hentinya berdering.Lagi-lagi, pelakunya adalah Satria. "Apa aku harus memberitahunya kelakuan Citra?”Ia tampak berpikir sejenak sebelum mengangkat telepon tersebut.Setelah menepikan mobil ke bahu jalan, laki-laki itu langsung menarik rem tangan dan mengangkat panggilan telepon tersebut."Ada apa kamu menghubungi ku, Bang?" tanyanya tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.Damar terlalu benci dengan keluarga Satria. Bisa-bisanya, sang sahabat — Citra alias Anya malah bekerjasama dengan Maxim untuk mencelakai Diana "Kamu kemanakan istriku, Mar? Orang-orang

Last Updated : 2025-09-29

130. Rahasia Perselingkuhan

Satria terkesiap, membeku saat dua laras panjang teracung di depan wajahnya. Hanya berbekal senjata api genggam biasa, ia hanya bisa terdiam tanpa suara."Apa kalian ke sini untuk mengantar nyawa?" tanya pria bertato itu, wajahnya penuh ancaman.Satria melihat mata laki-laki itu menghitam pekat. Seketika, nyalinya menciut, melenyapkan segala tujuan kedatangannya."Ada apa, Don?" tanya salah satu orang dari dalam ruangan."Ada tikus kecil yang ingin menyerahkan diri ke sarang. Mungkin ini suami dari tikus betina itu," jawab laki-laki yang dipanggil Don itu.Don menyeringai sinis, maju selangkah, membuat Satria refleks mundur dan menaiki anak tangga."Aku tidak ingin berbuat macam-macam. Aku hanya ingin menemui istriku. Tolong, jangan sentuh dia. Citra masih punya anak kecil yang butuh ASI. Kalian tidak melakukan apa-apa padanya, kan?" Pertanyaan bodoh itu meluncur begitu saja dari mulut Satria di hadapan para mafia."Aku

Last Updated : 2025-09-30

...

10 11 12 13 14 15

SCAN CODE TO READ ON APP