บททั้งหมดของ Malam Terlarang : Mengandung Anak Presdir Dingin: บทที่ 61 - บทที่ 70

“Mas, brengsek kamu!” teriak Audy saat mendengar suara pintu terbuka.Di sana ada Damian dengan wajah yang begitu menyeramkan. Tatapannya dingin, seakan bisa menghunus dada Audy seperti belati yang baru di asa—begini tajam hingga Audy ketakutan.“Kamu baru tahu saya brengsek?” tanya Damian.Suaranya begitu dingin, menggema di kamar yang begitu sunyi.Di mana semua orang? Kenapa tidak ada yang menolongnya?Bahkan Renald juga tidak terlihat. Audy semakin ketakutan, tubuhnya gemetar bahkan ia sampai ngesot, mundur ke belakang saat Damian semakin dekat ke arahnya.Matanya bergerak gelisah, ia ingin kabur tetapi kakinya tidak bisa berlari. Bahkan sekedar untuk berdiri saja ia sudah tidak mampu.“M-mau apa kamu, Mas?” tanya Audy dengan suara lirih nyaris tidak terdengar.Damian menyeringai, di tangannya ada cambuk yang membuat Audy gentar tidak berani menantang Damian terlalu jauh, tetap hatinya ingin memberontak, mengatakan jika wajar ia menjebak Damian karena dirinya adalah istri sah yan

“Ada apa kamu ingin bertemu dengan saya di sini?” tanya Aaron kepada wanita yang ada di hadapannya.Audy menatap Aaron, wanita itu berjalan mendekat dan duduk di pangkuan Aaron begitu saja tanpa takut sama sekali.“Emangnya kamu tidak merindukanku hmm?” tanya Audy membelai dada bidang Aaron dengan gerakan pelan.Aaron meremang, sentuhan Audy selalu mampu membuat darinya bergairah. Ia menarik tengkuk Audy dengan pelan hingga bibir mereka saling bersentuhan, pria itu melumat bibir Audy dengan tidak sabaran.Audy melepaskan ciuman mereka ketika pasokan udaranya kian menipis.“Saya merindukan tubuhmu, Sayang,” ucap Aaron melunak. Ia menggendong Audy dan merebahkan wanita itu di kasur. Keduanya bertemu di kamar hotel, tidak ada yang mengetahui hubungan mereka selama ini, baik Aaron dan Audy sangat pintar mengunci rapat rahasia besar mereka.Audy menahan dada Aaron saat pria itu menindihnya. “Tunggu dulu, Mas,” cegah Audy menatap Aaron dengan serius.Aaron berdecak kesal, miliknya sudah ba

“Kamu harus membayar semuanya, Baby!” ucap Damian dengan suara rendah, tetapi penuh penekanan.Udara di kamar Jessica semakin terasa pengap, wanita menatap manik mata Damian mencari jawaban atas pertanyaannya tadi. Ucapan Damian terdengar ambigu di telinganya.Jessica mencoba mendorong dada Damian yang begitu dekat dengan dirinya, ia kesulitan bernapas, seakan tidak ada udara yang masuk ke kamar ini.“M-membayar apa, Mas? A-aku tidak mengerti semua yang kamu katakan,” kata Jessica dengan bingung, ia terlihat gugup, degup jantungnya juga tidak beraturan, ia takut jika Damian mengetahui semuanya.Damian menyingkirkan rambut Jessica ke belakang telinga, menatap dalam wajah cantik itu penuh makna, lalu ia tertawa sumbang, mengingat jika Jessica rela melakukan apa saja untuk Aaron.Hatinya sakit, tetapi ia yakin Jessica tidak akan bisa pergi dari dirinya begitu saja, ia sudah memiliki Jessica walaupun Aaron adalah tunangan wanita yang akhir-akhir ini mengisi kekosongannya, hidupnya yang ha

“Aku tahu kamu juga mencintaiku, Baby. Jangan memaksaku untuk melepaskanmu, karena itu tidak akan pernah terjadi selama aku masih hidup di dunia ini.”Damian berucap dengan tegas, kata-katanya tidak bisa terbantahkan.“Aku tidak mencintaimu,” sahut Jessica dengan datar.Damian tersenyum miring, ia sama sekali tidak percaya dengan ucapan Jessica. Tatapan Jessica kepadanya sudah mengartikan semuanya jika wanita yang ada di pelukannya sekarang memiliki rasa yang sama dengan dirinya.“Mulutmu bisa berbohong, tetapi tidak dengan hati dan tubuhmu, Baby. Tubuhmu menyukai sentuhanku,” bisik Damian dengan lirih.Damian melirik jam di dinding, suara dentingan jarum detik di sana menjadi saksi setiap peluh yang keluar dari tubuh keduanya.Cup….Damian mencium dahi Jessica dengan lembut, perasaan hangat menjalar ke hati Jessica bahkan ia sampai memejamkan mata menikmati bibir basah itu mencium dirinya.“Aku tidak bisa berlama-lama di sini. Dua hari lagi kita bertemu, Baby. Persiapkan dirimu, jang

Damian dan Jessica sudah berendam di bathtub, busa dari sabun menutup tubuh mereka yang sudah polos tanpa sehelai kain pun.“Bagaimana rasanya menjadi Nyonya Axelle, Baby?” tanya Damian menggosok tubuh Jessica dengan lembut.Jessica tak langsung menjawab, ia menikmati sentuhan tangan Damian di tubuhnya, memberikan sensasi yang sangat berbeda dari sebelumnya—berendam dan menikmati pijatan lembut dari Damian.“Aku tidak tahu karena aku istri yang disembunyikan,” sahut Jessica dengan santai tetapi hatinya merasa tersentil karena ucapannya sendiri.Jessica naik ke atas pangkuan Damian, merasakan milik suaminya yang sudah menegang di bawah sana.“Uhhh….” Jessica dan Damian sama-sama melenguh ketika mereka sudah menyatu.Damian mengelus pipi Jessica, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik istrinya ke belakang telinga.“Aku ingin mengumumkan secepatnya, Baby. Tapi terlalu berisiko untukmu dan Aland. Keluargaku dan keluargamu akan menentang hubungan kita,” ucap Damian dengan pel