Keesokan harinya, Rayyan datang lebih pagi dari biasanya. Staf yang melihat sempat terheran. Ia masuk ruangannya tanpa banyak bicara, tapi tatapan matanya gelisah. Seolah sedang menunggu sesuatu.Saat Aisyah muncul di koridor, Rayyan secara refleks berdiri. Ia hampir membuka pintu dan menghampirinya, tapi buru-buru menahan diri. Ia kembali duduk, pura-pura menatap dokumen. Namun matanya jelas melirik ke arah gadis itu, memastikan ia benar-benar baik-baik saja.Aisyah menyadarinya. Walau pura-pura tidak, ia bisa merasakan sorot mata itu. Jantungnya berdegup cepat, antara hangat dan canggung.---Siang harinya, rapat divisi berlangsung. Aisyah ikut mendampingi, terlihat sedikit lelah tapi berusaha profesional. Di tengah rapat, Rayyan beberapa kali bertanya langsung kepadanya, sesuatu yang jarang ia lakukan. Bahkan ia menegaskan, “Untuk bagian ini, saya lebih percaya kalau Aisyah yang menjelaskan.”Seisi ruangan sempat terdiam. Beberapa rekan melirik heran, sebagian terlihat tidak suka.
Last Updated : 2025-09-07 Read more