All Chapters of Klinik Pemuncak Gairah Pria: Chapter 211 - Chapter 220

“Sayang, kamu gak malu?” tanya Indra.Keduanya sudah berada di kamar, bersiap untuk tidur. Kamar yang cukup luas di lantai dua, belum banyak barang mereka disana.Salsa menoleh. “Malu kenapa?”“Punya suami seperti aku.”Salsa menggeleng. “Kenapa harus malu, kamu kan laki-laki. Kalau kamu perempuan iya aku malu.”Indra tersenyum lalu membalikkan badannya, keduanya kini saling berhadapan. Tangan Indra menggenggam tangan Salsa.“Aku bukanlah seorang yang hebat. Bahkan kini, aku pengangguran dan juga mantan narapidana. Sedangkan kamu, seorang dokter spesialis. Karir kamu bagus dan berasal dari keluarga kaya,” jawab Indra.Jujur, hari-hari yang Indra lalui rasanya begitu berat. Kini, dia seperti sedang menggendong beban mental, bahkan untuk bertemu dengan orang lain saja malu. Padahal, dia tidak mengenal mereka.Terlebih lagi, dia memiliki istri yang sukses. Tanpa melihat background keluarga Marigo, katakan saja Salsa itu adalah wanita sukses. Sedangkan dia?Dia takut latar belakangnya men

Di lain tempat...“Apa, Indra sudah tahu semuanya masalah Yulia? Indra mengancam Yulia?” tanya Tomy kepada Rudi yang masih setia menjadi orang kepercayaannya.“Katanya begitu. Mungkin sejak dulu Indra sudah mencari tahu diam-diam.”Tomy menggelengkan kepalanya. “Ternyata anak ini lebih pintar dari apa yang aku duga.”Rudi hanya mengangguk, dia juga tidak menyangka kalau ternyata Indra memang selincah itu. Dia yang selalu berada di dekat Indra pun tidak bisa membaca pergerakan Indra.“Kalau dia sudah tahu dari dulu, kenapa dia diam?” tanya Tomy pelan, seolah pada dirinya sendiri.“Dia menunggu waktu yang tepat.”“Seharusnya kamu tahu semua pergerakan Indra, itulah gunanya aku menempatkanmu di sisinya. Agar kamu tahu apa yang dia lakukan, tapi kamu malah sibuk pacaran dan tidak tahu pergerakan Indra,” kesal Tomy menatap Rudi.Rudi menunduk, merasa bersalah. “Aku mendekati Lita juga karena ingin mencari informasi tentang Indra dan Salsa. Tapi, Lita juga tidak tahu. Karena semakin lama, p

“Kalian belanja?” tanya Bu Ningsih terkejut saat melihat Indra dan Salsa pulang ke rumah dengan membawa belanjaan yang penuh di mobil.Salsa mengangguk. “Tuh Indra, Nek. Tiba-tiba saja mau belanja. Dan semuanya dibeli.”“Ah iya, bagus juga. Nenek kemarin sudah mikir kapan kita mau belanja untuk si kecil. Kan kehamilan kamu sudah besar, kita memang harus sudah mempersiapkannya,” jawab Bu Ningsih.“Tuh kan aku tidak salah,” ujar Indra dengan sombong.“Iya. Kamu hebat,” puji Salsa.“Indra, masuklah ke dalam. Ini biar Bibi saja yang menurunkan semuanya,” ujar Bu Ningsih.“Gapapa Nek, aku bantuin.”“Temui ibumu.”Indra menghentikan gerakannya, agak aneh mengapa neneknya meminta dia menemui ibunya. Nanti juga dia akan menemuinya.Setiap hari, Indra pasti meluangkan waktunya untuk mengajak ibunya bercerita, meskipun ibunya tidak pernah meresponnya. Dia juga yang berusaha menyuapi ibunya makan, jika dia sedang berada di rumah.Dan tidak perlu disuruh seperti itu, dia pasti akan menemui ibunya

“Jadi, jangan sekarang ya, Bu. Untuk sekarang, cukup kita keluarga saja yang tahu kalau Ibu sudah sembuh. Termasuk pada Bibi kita harus pesankan agar tidak cerita kemana-mana tentang Ibu,” ujar Indra.Seva hanya mengangguk pelan, tapi pikirannya kembali ke masa lalu. Dimana saat itu, perkenalannya dengan Tomy adalah awal mula petaka semua ini.Waktu itu, dia akan pulang ke desa. Dia sedang menghadapi masalah, dia hamil hasil hubungannya dengan sang kekasih. Di tengah jangan mobil yang ditumpanginya mogok, dan saat itulah Tomy menawarkan tumpangan pada beberapa orang termasuk dirinya.Seva duduk di kursi sebelah Tomy, itulah awal mulanya perkenalan mereka. Setelah perkenalan itu, keesokan harinya Tomy mengajak bertemu, dan pada saat itulah Seva diperkosa, dilecehkan dan dipaksa untuk tinggal dengannya.Tomy tahu Seva sedang hamil, tapi dia tidak peduli.Mengapa Seva menurut begitu saja? Tomy mengancam akan membunuh seluruh keluarganya. seva seperti di sekap, dia dijaga dengan begitu ke

“Ayahmu?” tanya Seva menatap Indra sendu.“Iya, Bu. Siapa sebenarnya ayah kandungku? Apakah dia tahu waktu itu Ibu hamil?”Seva menghela nafas berat, kemudian tatapannya beralih menatap langit-langit kamar yang putih bersih. Dan tanpa sadar, air matanya mengalir deras.Dia tahu siapa ayah kandung Indra, dia teringat semuanya. Dan perasaan itu begitu menyiksanya. Semuanya hancur hanya karena perkenalan tak terduga dengan seorang lelaki brengsek bernama Tomy.Bukan hanya dia dan harapannya yang hancur, tapi seseorang yang menunggu kabarnya juga pasti hancur.“Tahu, dia menunggu kabar dari Ibu. Tapi, sayangnya Ibu tidak pernah memberikan kabar lagi padanya,” jawab Seva.“Maksudnya?” tanya Indra.“Kami sama. Sama-sama seorang mahasiswa kedokteran, kami saling mencintai. Kami bersama sejak semester satu, hingga melakukan kesalahan. Sadar kalau Ibu hamil, kami ingin menikah. Tapi, sebelumnya, Ibu harus pulang lebih dulu menghadapi Kakek dan nenek,” jawab Seva dengan suara serak.Seva menjed