Lahat ng Kabanata ng Klinik Pemuncak Gairah Pria: Kabanata 51 - Kabanata 60

"Dokter memanggil saya?" tanya Indra begitu membuka pintu ruangan praktek Salsa.Hening.Tidak ada jawaban. Indra mengernyitkan keningnya, dia melihat Salsa ada di balik meja kerjanya. Dia tampak sibuk menatap layar, kemudian menatap Indra sambil tersenyum."Iya."Suaranya pelan, nyaris tidak terdengar. "Ada apa?" tanya Indra lagi sembari duduk pada kursi di hadapan Salsa."Bukankah hari ini jadwalnya terapi?" tanya Salsa.Indra mengangguk, iya hari ini adalah jadwal terapi. Tapi, yang Indra tahu kalau hari ini harusnya dia terapi bersama Rina. Dan Indra sudah memutuskan dia tidak akan melakukan terapi lagi, karena dia sudah tahu penyebab lemahnya rudal itu adalah serangan dari dalam."Bukannya sama Suster Rina?" tanya Indra.Indra memang mendengar apa yang Salsa katakan pagi tadi, kalau Salsa sudah mengambil alih segala bentuk terapi untuk Indra. Tapi, dia tidak menganggap serius. Dia pikir itu hanyalah kemarahan Salsa yang tidak jelas saja."Kenapa? Penasaran dengan tubuh Rina?" t

“Apa kamu tahu akan dipindahkan kemana?” tanya Indra kepada Rina.Rina menggeleng, matanya kembali fokus dengan buku yang ada di tangannya. Dia bahkan beranjak duduk pada kursi di depan meja kerja Indra. Tampak dia mencoba tenggelam dalam buku yang sedang dia baca.“Tidak perlu tahu juga, Indra. Yang jelas, kita sudah bisa menebak ke tempat seperti apa,” lirih Rina mengalihkan pandangannya sebentar dari buku, kemudian kembali fokus pada novel di tangannya.Indra duduk di ujung ranjang, menatap Rina dari belakang. Dia merasa kasihan, dia tahu Rina masih sangat muda. Umurnya baru menginjak dua puluh dua tahun, dan dia harus terjebak di tempat seperti ini. Seketika, Indra teringat akan adiknya di kampung yang kini masih SMA kelas tiga. Dia melihat Rina seperti melihat sang adik.“Aku akan mencoba berbicara kepada Suster Yuli agar kamu tidak dipindahkan,” jawab Indra akhirnya.Rina tertawa. “Monster itu mau kamu ajak bicara? Itu percuma, Indra. Sudahlah, aku gapapa kok. Aku sudah siap dip

“Aku boleh bertemu Bu Mike juga?” tanya Indra saat dia dan Salsa sudah dalam perjalanan menuju ke hotel AAA yang disebutkan oleh Salsa tempat bu Mike menunggu.“Ikuti saja aku. Kalau diusir ya paling disuruh menunggu di tempat lain,” jawab Salsa.Indra hanya mengangguk, baginya ini adalah kesempatan untuk bertemu penjahat berdarah dingin itu. Penjahat yang selalu tangannya bersih.Salsa tampak fokus menatap jalan di depannya, meskipun sesekali dia terlihat mencuri pandang ke arah Indra. Dia mendengarkan semua pembicaraan Indra dan Rina tadi, termasuk tentang perasaan Indra sendiri kepadanya. Hatinya menghangat.“Benar Rina yang akan di[indahkan?” tanya Indra akhirnya memecah kesunyian diantara mereka saat mobil berhenti di lampu merah.Salsa tidak langsung menjawab, dia menatap Indra ragu. “Entahlah siapa yang pastinya. Tapi, memang dia kandidat terkuat untuk segera pindah.”“Bukankah keputusan pindah itu berdasarkan data dari kamu?” tanya Indra.Salsa menggeleng. “Data aku hanya tent

"Diam! Salsa belum memberikan jawaban!" bentak Bu Mike menatap Indra tajam.Salsa menyenggol lengan Indra, meminta Indra diam. Tapi, Indra sudah kadung emosi dengan wanita itu. Dia tidak bisa lagi diam."Apapun jawaban Salsa, aku tetap dengan keputusanku. Aku datang ke klinik karena ingin berobat, bukan menjadi tawananmu!" balas Indra."Kau berani menentangku?" tanya Bu Mike."Aku tidak takut dengan apapun.""Kau tidak takut mati?" Bu Mike menyeringai, ekspresi wajahnya mengerikan. Tapi, Indra tidak gentar. Baginya semua sudah terlanjur, dia tidak bisa lagi di eksploitasi."Hidup dan mati itu bukan di tangan manusia!"Salsa menghela nafas berat. Dia sangat khawatir dengan kondisi Indra saat ini. Dia tahu, setelah ini Indra tidak akan hidup tenang."Indra belum bisa menambah pasien. Sebab, percuma juga dia terlalu banyak praktek dan pengobatan dari luar kalau dari dalam belum diobati. Dia butuh diobati dari dalam terlebih dahulu," jawab Salsa tegas.Bu Mike tersenyum miring. "Bukan ka

"Indra! Kamu tahu apa artinya?" tanya Salsa yang langsung melepaskan pelukannya dari Indra.Kini, mata Salsa melotot, menatap Indra dengan tajam. Tapi, air matanya mengalir deras. "Jangan menangis." Indra menghapus air mata Salsa."Bagaimana dengan nasibmu? Kamu benar-benar gila, Indra! Kamu tidak peduli dengan aku yang menyayangimu!" ucap Salsa marah sambil menepuk dada Indra.Dia meluapkan emosinya, jelas bukan marah karena Indra membuat Bu Mike tertangkap. Tapi, tangisan dan kemarahannya karena takut kehilangan. Dia takut, kejadian ini akan memisahkan mereka. Apalagi dia tahu, kekuatan Bu Mike seperti apa. Hari ini dia tertangkap, mungkin besok sudah bebas lagi. Dan pada saat itu, Indra tidak bisa menghindar.Indra tertegun mendengar pengakuan Salsa. "Kamu?""Apa? Kamu masih peduli dengan yang aku katakan? Sedangkan kamu berbuat semaumu! Kamu bahkan tidak peduli dengan semuanya, termasuk dirimu sendiri!" balas Salsa.Indra menggeleng. "Kita tidak akan tersentuh hukuman apapun.""