“Jadi, kau tetap tidak berguna?” tanya Bella, suaranya menusuk, penuh kepuasan.Indra menghela napas berat, tapi tangannya tetap tenang—mengangkat sendok, menyuapkan siomay ke mulutnya. Ia tidak menatap mereka. Tidak bereaksi. Baginya, mereka sudah bukan bagian dari hidupnya. Hanya bayangan yang kebetulan lewat.“Dasar mokondo! Diceraikan istri, malah makin jadi gembel! Kasihan sekali,” ujar Gio dengan nada sombong. Ia tertawa kecil, lalu melemparkan selembar uang lima puluh ribu ke atas meja kayu di depan Indra.Penjual siomay itu langsung menoleh, wajahnya bingung. Matanya bolak-balik antara Gio yang berdiri tegak dengan Indra yang duduk santai.Tapi Indra hanya tersenyum tipis. Tidak marah. Tidak malu. Hanya tenang.“Mang, uangnya buat Mamang aja. Atau kalau gak mau, buang aja,” kata Indra pelan, tanpa menoleh ke Gio.“Ih, sok sombong! Sok gak mau! Lima puluh ribu itu lumayan, loh, buat makan beberapa hari,” hardik Bella, suaranya melengking.“Aku tidak butuh uang kalian,” jawab In
Terakhir Diperbarui : 2025-08-27 Baca selengkapnya