"Selamat pagi, Nyonya," sapa Rina, matanya langsung tertuju ke perut hamil palsu yang Anna gunakan, lalu cepat-cepat beralih karena malu."Pagi, Rina," kata Anna, suaranya sengaja dibuat sedikit lemah. Dia berjalan menuju ruang makan."Biar saya buatkan kopi untuk...""Tidak," kata Anna, berhenti. Dia meletakkan tangan di mulutnya, menampilkan ekspresi mual yang sempurna. "Tidak... tidak, terima kasih, Rina. Aku... aku tidak tahan baunya akhir-akhir ini. Mungkin... teh jahe saja?"Mata Ibu Rina berbinar penuh pengertian dan simpati. "Tentu saja, Nyonya! Saya akan buatkan segera. Anda harus sarapan. Menjaga kekuatan Anda. Untuk... yah, untuk berdua.""Terima kasih," bisik Anna, lalu bergegas ke ruang makan.Saat dia duduk, Damien masuk dari arah ruang kerja. Dia telah berganti pakaian, mengenakan setelan bisnis lengkap. Dia melihat Anna, lalu ke perutnya. Sebuah anggukan kecil yang tak terlihat. Pertunjukan yang bagus.Dia duduk di seberangnya. "Pagi, sayang," katanya, suaranya cukup k
Last Updated : 2025-11-04 Read more