POV AngelaBegitu membuka pintu, napasku tercekat. Dia ada di sana, dengan dada telanjang, hendak mengganti baju."Maaf!" aku buru-buru memalingkan wajah, panas menjalari pipiku. "Aku akan masuk lagi saat kau sudah siap."Suara beratnya terdengar tenang, tapi menusuk. "Ada apa?"Aku menggenggam kotak P3K erat-erat, menelan ludah sebelum membuka suara. "Keningmu terluka. Dari tadi aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Jadi, aku membawakan ini."Tatapannya menusuk. "Aku tidak butuh belas kasihanmu. Pergilah."Aku melangkah pelan ke dalam, menaruh kotak itu di meja samping. "Ini bukan soal kasihan. Aku yang membuatmu terluka, jadi biarkan aku bertanggung jawab. Kalau tidak segera dibersihkan, bisa infeksi."Dia mengeluarkan tawa pendek, dingin. "Tanggung jawab? Jangan bercanda. Seumur hidupmu, kau tidak pernah tahu artinya bertanggung jawab."Aku menarik napas, menahan perih di dadaku. "Kau boleh menghinaku sepuasmu, Aaron. Tapi,
Terakhir Diperbarui : 2025-10-16 Baca selengkapnya