"Aku memang sudah gila karena kamu! Kamu terus menolak aku, Rimbun! Aku jadi kehilangan akal sekarang. Puas kamu?!" teriak Ken, matanya liar, tangannya sudah mengangkat kursi tinggi-tinggi."Tuan, jangan!" seru Rimbun panik."Pergilah! Kamu akan meninggalkan mayatku di sini!" balas Ken, suaranya parau.Rimbun menggeleng cepat. "Jangan, Ken! Tolong, letakkan kursi itu. Kamu akan terluka," pintanya dengan suara yang kini mulai lembut."Bukan cuma terluka, Rim. Kepalaku akan pecah, otak jahatku akan berceceran di lantai ini. Biar kamu puas! Pria jahat yang sudah menyakitimu ini akan mati di depanmu!"Rimbun menutup mulutnya, wajahnya pucat pasi. Ia benar-benar ketakutan melihat tingkah Ken yang sudah di luar nalar."Jangan, Tuan… kumohon, letakkan kursi itu," ucap Rimbun mendekat perlahan, matanya mulai berkaca."Tidak bisa! Kalau kamu tidak mau memaafkan aku, lebih baik aku mati sekarang juga!"Seketika Ken menghantamkan kursi itu ke arah kepalanya."JANGAN!!" teriak Rimbun, mendorong k
Last Updated : 2025-10-22 Read more