Ken hanya bisa terdiam seribu bahasa, menatap dua insan yang tengah larut dalam haru.Matanya ikut berkaca-kaca, tapi ia berusaha sekuat tenaga menahannya agar air mata itu tidak menetes. Dadanya terasa sesak. Pemandangan di depannya begitu mengharukan—pertemuan dua saudara kandung yang terpisah begitu lama.“Tuan Ken... dia kakakku ternyata,” ucap Rimbun lirih, suaranya bergetar.Ken mengangguk pelan. “Aku ikut bahagia untukmu. Akhirnya kamu punya saudara.”“Tuan Ken, terima kasih,” kata Al’ tulus. “Kamu sudah menjaga adikku.”“Ah, tidak masalah. Dia pacarku, sudah seharusnya aku menjaganya,” balas Ken singkat.“Iya, tetap saja aku berterima kasih padamu. Sekarang... aku harus membawa adikku pulang,” ujar Al’.“Pulang?” Rimbun tertegun.“Sayang, kamu harus pulang ke rumahmu. Ke rumah kita,” kata Al’ lembut.“Tapi—”“Kakek sudah sangat lama menunggumu,” potong Al’. “Dia sekarang tinggal di rumah lama kita. Kakek membelinya kembali karena ingin menetap di sana lagi.”Al’ menatap Rimbun
Last Updated : 2025-11-09 Read more