Ken sudah berada di depan kamar Rendra, yang pintunya sengaja tidak ditutup. Ia melangkah masuk, menghampiri Rendra yang tampak sudah siap, tapi jelas terlihat tegang.“Tuan, apa kamu gugup?” tanya Ken pelan.“Ah, Ken… aku tidak pernah seperti ini sebelumnya,” jawab Rendra, suaranya agak serak.“Hmm, jangan sampai salah mengucapkan ijab kabulnya nanti. Jangan bikin malu,” goda Ken, terkikik kecil sambil melirik telinga Rendra yang mulai memerah.“Kamu ini, jangan malah bikin aku makin gugup, bodoh,” gerutu Rendra, menarik kerah baju Ken dengan kesal.“Eh, Tuan, mau apa?”Tanpa diduga, Rendra menaruh kepalanya di bahu Ken, tangannya melingkar di pinggang sahabatnya itu cukup erat.“Sebentar saja, Ken. Aku sedang gugup. Biarkan aku menenangkan diri.” Suaranya terdengar manja, seperti anak kecil yang merengek pada ayahnya.“Sudah, sudah. Kamu harus bisa mengendalikan diri, Tuan. Bukankah ini hari yang paling kamu nantikan?”Rendra mendongak sedikit, menatap Ken. “Kenapa kamu malah menang
Last Updated : 2025-10-24 Read more