Tous les chapitres de : Chapitre 131 - Chapitre 140

Wayne berkata sambil melirik sekilas ke arah Alyssa, lalu kembali menatap Daniel. "Dikasih untuk Sierra?"Ekspresi Daniel sama sekali tak berubah. Suaranya tetap tenang saat menjawab, "Iya." Dia menoleh sedikit ke arah Sierra. "Kamu suka apa pun, beli saja."Demi Sierra, Daniel bisa melakukan apa pun untuk membuatnya senang. Baik itu sesuatu yang memang miliknya, maupun bukan miliknya. Selama Sierra menginginkan, Daniel akan membuatnya menjadi milik Sierra.Wayne baru saja menyebut nama Milea dan Daniel jelas tahu bahwa itu adalah karya peninggalan nenek Alyssa. Itu bisa dibilang barang warisan keluarga. Namun, dia tetap tega merampasnya. Mengabaikan perasaan Alyssa seolah tak pernah ada."Terima kasih, Kak Daniel." Sierra tersenyum manis karena dimanjakan. Lalu, dia menoleh ke arah Alyssa. "Maaf ya sudah merebut kesukaanmu. Tapi bagaimanapun juga, yang bayar lebih tinggi yang dapat, 'kan?"Wayne menatap Alyssa dengan ekspresi datar. "Maaf, Bu Alyssa."Kalimat itu seperti palu keputusa

Saat mereka keluar dari ruangan, beberapa staf di luar tampak tercengang. Masalah yang selama ini membuat mereka pusing berhari-hari, diselesaikan oleh Alyssa dan Evans seolah hanya perkara kecil. Perbedaan kemampuan itu benar-benar membuat orang lain merasa malu sendiri.Manajer Stevan yang menjadi penanggung jawab segera menghampiri mereka sambil tersenyum lebar. "Hebat sekali, Pak Evans memang pantas disebut salah satu talenta terbaik di industri ini!"Bagaimanapun juga, Evans berasal dari Pusat Riset Dirgantara, tentu kemampuannya tidak bisa diremehkan. Evans hanya tersenyum tipis dan menjawab dengan tenang, "Semua berkat Direktur Alyssa.""Direktur Alyssa?" Stevan sempat tertegun dan memandang Alyssa dengan heran. Dia semula mengira gadis muda itu hanyalah sekretaris atau asisten pribadi Evans. Begitu muda, tapi ternyata memiliki jabatan sendiri.Stevan pun segera menjabat tangan Alyssa dan memberi beberapa pujian. Lagi pula, dia belum pernah mendengar nama Alyssa dikenal luas di

Saat itu, Daniel keluar dari ruang kerjanya dengan langkah tenang.Melihatnya datang, Sierra segera berdiri sambil tersenyum lembut. "Daniel, siang ini kita makan di restoran barat, ya?"Daniel menaruh satu tangan di saku, ekspresinya melunak saat menatap Sierra. "Hm, boleh."Alyssa yang berjalan keluar bersama Evans tepat mendengar percakapan itu.Alyssa tahu betul, Daniel tidak menyukai makanan barat. Di rumah dulu, setiap kali Alyssa memasak pasta atau steik, Daniel bahkan tak pernah menyentuhnya. Sekarang Alyssa baru mengerti, mungkin bukan karena Daniel tidak suka, tapi karena dia tidak pernah mau menikmati apa pun bersama dirinya.Di hadapan orang yang dicintai, hal apa pun bisa terasa manis. Dan di hadapan orang yang tidak dicintai, segalanya akan terasa hambar. Perbedaan antara dicintai dan tidak dicintai memang begitu mencolok.Evans melirik Alyssa diam-diam, memperhatikan perubahan halus di wajahnya. Namun, wajah Alyssa tetap datar seperti biasa, seolah sama sekali tidak pedu

Namun, setelah itu kerajinan itu entah ke mana perginya. Mendengar suara pintu terbuka, Rafa menoleh dan melihat Alyssa masuk. "Ke sini bantu aku, ya. Batu permata ini semuanya Papa yang pilih waktu kami ke luar negeri. Kalau sudah selesai, tahun ini aku mau kasih ke Mama buat hadiah Hari Ibu.""Papa juga bilang barang-barang ini sangat cocok buat Mama."Hati Alyssa tiba-tiba terasa berat. Jadi begitu, ternyata hadiah itu untuk Sierra. Dia tersenyum sinis dengan nada mengejek. Ternyata di kehidupan sebelumnya, di waktu yang sama ini, hubungan mereka berdua sudah cukup dekat. Tidak heran kerajinan tangan itu akhirnya menghilang tanpa jejak ....Di kehidupan lalu, dia memang terlalu lamban menyadarinya.Alyssa berkata datar, "Sudah cukup, simpan dulu. Saatnya tidur."Rafa sebenarnya juga sudah mulai mengantuk, dia pun menguap. "Malam ini kamu tidur sama aku ya. Kamu sudah lama banget nggak tidur bareng aku." Terus terang, dia juga lumayan rindu pada Alyssa.Alyssa hanya menjawab singkat

Sementara Rafa tidak pernah menganggap Alyssa sebagai ibunya, jadi tentu saja dia tidak akan menelepon untuk mengucapkan selamat Hari Ibu.Alyssa mengikuti Evans masuk ke dalam aula utama. Mereka tiba di area registrasi acara Perusahaan Prosper. Setelah menandatangani daftar hadir dan meletakkan pena, Alyssa mendongak dan tepat saat itu, sekelompok orang datang dengan rombongan besar.Pandangan Alyssa langsung tertuju pada sosok di tengah. Dengan postur tegap dan aura dingin elegan, Daniel berjalan berdampingan dengan Sierra. Di sekitar mereka ada beberapa orang penting yang menyertai.Pihak Prosper bahkan menyiapkan petugas khusus untuk menyambut kedatangan Daniel. Tatapan Daniel melintas sekilas ke arah Alyssa, tapi segera beralih, seolah tidak mengenalnya sama sekali.Alyssa pun menarik pandangannya tanpa ekspresi, tapi detik berikutnya matanya melihat gelang di pergelangan tangan Sierra. Dia tertegun sejenak. Itu adalah gelang dari untaian batu permata yang dulu dibuatnya bersama R