Aura mengintimidasi dari Daniel membuat Ziona menciut ketakutan. Bibir mungilnya terkatup rapat sebelum akhirnya dia bergumam lirih, mengubah sebutannya, "Terima kasih, Paman ...."Mata mungilnya terasa panas dan perih, perasaan tertekan menyesakkan dada. Namun, dia tetap menggigit bibir, berusaha menahan air mata agar tidak jatuh. Tadi dia mengira ayahnya mau menerimanya.Alyssa sempat terkejut oleh kejadian barusan. Saat Ziona terjatuh ke arah berlawanan, dia berusaha meraih, tetapi jaraknya terlalu jauh. Untungnya, putrinya tidak terluka.Dia segera menarik Ziona dari pelukan Daniel, menenangkan dengan suara lembut, "Kaget ya? Ada yang sakit nggak?"Ziona menggeleng pelan tanpa bersuara. Jika berbicara, dia pasti akan menangis.Sementara itu, Rafatar berdiri di samping, merasa agak kesal. Dulu Alyssa juga sering memeluknya seperti itu, penuh kelembutan. Namun, Alyssa sudah lama tidak pulang, sudah lama juga tidak memeluknya. Di lubuk hatinya, dia sebenarnya merindukan ibunya.Tadi A
Read more