All Chapters of Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu: Chapter 61 - Chapter 70

Sejak awal, Lolita memang sudah punya persepsi negatif dengannya. Sekarang, dia malah semakin galak dan tidak mau berhenti menyerang Alyssa. "Kalau memang di rumah ada urusan, selesaikan dulu baru masuk kerja. Jangan datang ke sini cuma untuk mempermalukan diri sendiri dan jadi beban."Saat itu, salah seorang dari tim yang bernama Caesar, berdiri dan berkata, "Sudahlah, jangan diperpanjang. Ayo ke ruang rapat."Bagaimanapun juga, Alyssa sudah resmi masuk perusahaan, mau disingkirkan seperti apa pun tidak ada gunanya. Faktanya, dia tetap bagian dari tim.Lolita mendengus dingin, lalu berbalik menuju ruang rapat.Caesar menoleh pada Alyssa. Karena merasa agak tidak tega, dia menenangkannya, "Karakter Lolita memang begitu. Dia memang punya kemampuan tinggi, tapi juga arogan, selalu merasa kamu masuk karena koneksi. Kalau kamu bisa menunjukkan kemampuanmu, dia pasti akan mengakuinya.""Asal kamu punya kemampuan, dia akan menghargai itu."Alyssa tersenyum tipis, "Terima kasih, aku mengerti.

Orang ini tidak asing bagi Alyssa. Dia adalah asisten utama Daniel, bernama Edric. Dia juga satu-satunya orang di perusahaan yang tahu hubungan pernikahan mereka.Alyssa mengernyit dan menoleh. Sebuah mobil Maybach terparkir di bawah rindang pepohonan yang berada tidak jauh dari sana. Di antara deretan mobil mewah di depan gerbang taman kanak-kanak elite, mobil Daniel malah terlihat paling sederhana.Alyssa kira-kira sudah bisa menebak maksud kedatangan Daniel menjemputnya. Selain untuk membela Sierra, dia tidak bisa membayangkan ada alasan lain yang membuatnya begitu repot-repot datang.Alyssa tidak berniat menanggapi. Namun, Edric berdiri tegak mengadangnya. Jelas sekali, dia tidak berniat membiarkan mereka pergi.Ziona mengernyit dan menatap Edric dengan penuh kebencian.Wajah Alyssa semakin ketus, "Apa kamu berniat melanggar hukum, memaksa kami naik mobil?"Ekspresi Edric tetap datar, "Nggak berani, cuma ingin mengundang Nyonya naik. Tuan Daniel bilang, dia tahu di mana barang yang

Keesokan harinya.Alyssa tidak pergi ke NineSky Tech. Dia memilih untuk mencari gaun yang akan dipakai di jamuan ulang tahun. Dia menolak untuk pergi bersama Daniel memilih gaun karena dia tidak ingin menghabiskan semenit pun lebih lama bersamanya sekarang.Alyssa naik taksi menuju butik gaun. Begitu masuk, dia berkeliling sejenak. Model gaun di sana sangat beragam. Semakin dilihat, justru semakin membuat mata lelah.Akhirnya, Alyssa memutuskan untuk mengambil sebuah gaun model duyung berwarna terang. Ketika tangannya baru saja hendak meraih, tiba-tiba ada tangan lain yang menyambar. Mereka berdua memegang gaun itu bersamaan.Begitu mendongak, Alyssa langsung berhadapan dengan tatapan Sierra.Sierra sempat tertegun, lalu begitu melihat Alyssa, wajahnya dipenuhi kejutan, "Wah, kebetulan sekali, Kak Alyssa. Kamu juga suka gaun ini? Aku juga merasa cantik sekali, aku suka."Jelas sekali, dia ingin merebutnya.Alyssa merasa Sierra benar-benar tebal muka. Tak peduli seberapa sengitnya perde

Entah sudah berapa lama Daniel datang. Saat Sierra mengungkit tentang tato persahabatan tadi, mungkin Daniel juga mendengarnya. Namun, tatapannya hanya melirik sekilas sebelum dialihkan kembali. Tampaknya, dia tidak berniat untuk menjelaskan sama sekali. Seolah-olah, diam itu adalah pengakuan darinya.Sama seperti kehidupan sebelumnya, Daniel tidak pernah peduli pada harga diri dan perasaan Alyssa sebagai Nyonya Arthadika. Dia benar-benar mengabaikan Alyssa sepenuhnya!Alyssa diam-diam mengatupkan bibirnya. Untunglah, kali ini dia sudah tidak peduli lagi. Dia tidak berkata apa-apa, hanya sedikit memiringkan tubuh dan hendak pergi.Namun, Daniel mengadangnya. Tatapan datar pria itu tertuju pada gaun di tangan Alyssa. "Kenapa belum ganti? Nunggu aku bantu?"Alyssa tidak mau membuang waktu lebih lama di sini. "Sudah ganti, ukurannya pas, pakai yang ini saja."Daniel mengalihkan pandangan, lalu menoleh ke arah Sierra. Dia tersenyum ramah kepada wanita itu. "Suka nggak? Kalau nggak suka, bi

Hadiah?Alyssa benar-benar merasa ironis.Di kehidupan sebelumnya, dia telah bersusah payah menyiapkan lukisan pemandangan yang terkenal. Lukisan itu adalah koleksi berharga yang disimpan ibunya. Namun, Arief sama sekali tidak menghargainya dan malah meragukan keasliannya.Sekarang, meski lukisan itu dibakar sekalipun, Alyssa tidak akan lagi menghadiahkannya kepada Arief.Lantaran Sierra telah memberi sebuah hadiah besar, siapa pun yang mempersembahkan hadiah selanjutnya pasti akan kalah saing. Jadi, Merry memang sengaja mempersulitnya. Jelas sekali, dia ingin mengusir Alyssa dari tempat ini.Alyssa menatap Merry dengan datar, "Ini ulang tahun Kakek, memangnya dia ngebet kepengen hadiah dari orang?"Ekspresi Merry langsung menjadi kaku. "Sebagai cucu menantu, memangnya kamu nggak seharusnya kasih hadiah?"Alyssa tersenyum dan menjawab dengan santai, "Lho, sekarang sudah mengakui aku ini cucu menantu? Orang yang nggak tahu malah mengira cucu menantunya itu orang lain."Merry memicingkan