Semua Bab Terlahir Kembali: Pembalasan Cinta Masa Lalu: Bab 41 - Bab 50

Alyssa sampai di depan gerbang TK untuk menjemput Ziona.Ziona berlari kecil keluar. Begitu melihat ibunya, matanya langsung berbinar-binar. Dia berlari memeluk Alyssa. "Mama! Hari ini Mama cantik banget, kayak bintang film!"Alyssa tersenyum tipis. "Oh ya?"Hari ini Alyssa memang merias diri, memakai mantel panjang hitam dengan sepatu hak tinggi. Rambut panjangnya yang bergelombang diikat menjadi kuncir. Saat berdiri di depan gerbang TK, penampilannya sukses menarik perhatian banyak orang tua yang lewat.Biasanya di rumah, dia jarang memperhatikan dirinya sendiri. Semua waktunya dihabiskan untuk Daniel dan kedua anaknya. Dia selalu menyiapkan pakaian untuk Daniel, mengurus makan minum serta kebutuhan sehari-hari anak-anak. Hampir tak pernah ada waktu untuk dirinya. Sekarang, dia hidup untuk dirinya sendiri."Kapan kamu pulang?" Rafatar mendekat, menatap Alyssa. "Aku kangen masakanmu. Belakangan ini aku jadi kurusan."Dia tidak suka makanan buatan para pelayan. Akhir-akhir ini, dia bah

Nada bicara Xander penuh dengan penghinaan. "Pantas saja tadi aku dan Sierra hampir ditolak mentah-mentah di SkyNine. Rupanya Evans itu pacar barunya. Dasar wanita penggoda, dulu bisa naik ke ranjang Daniel, sekarang malah merayu Evans. Hebat sekali dia."Sierra menarik kembali pandangannya, lalu melirik Xander, "Hei, mulutmu jangan terlalu usil, bisa nggak?""Kamu ngomong apa di depan anak? Kak Alyssa itu cantiknya luar biasa, mana mungkin dia orang seperti itu? Apalagi Evans itu murid terakhir Pak Suryo, juga teknisi inti di Pusat Riset Dirgantara. Mana mungkin dia sampai kalap karena wanita?"Sierra kembali menoleh pada Daniel, "Daniel, kasih salam ke Kak Alyssa, dong."Namun, Daniel tampak sama sekali tidak peduli terhadap Alyssa. Dia hanya menurunkan pandangan sejenak ke arlojinya, lalu berkata datar, "Makan dulu.""Lapar, ya?" Dia menatap Rafa dan bertanya dengan suara lembut."Aku sudah lapar dari tadi." Rafa memeluk paha ayahnya. "Hari ini aku mau makan KFC."Alis Daniel berker

Alyssa menyetir sepanjang jalan kembali ke apartemen sewanya. Mengingat semua yang baru saja dia lihat di kamar pengantin mereka, rasanya begitu ironis.Di satu sisi, kedua orang itu mengaku sebagai saudara. Di sisi lain, mereka malah tidur seranjang. Mereka menganggap semua orang sebagai orang bodoh. Yang paling ironis, di kehidupan sebelumnya Alyssa sama sekali tidak menyadari apa pun.Mungkin sejak Daniel selalu membawa Rafa menemui Sierra, dia sudah seharusnya paham kalau hubungan mereka jauh lebih dari sekadar teman.Selain itu, Daniel terus menunda menandatangani surat cerai, bahkan enggan membicarakannya dengan Alyssa. Apakah itu balas dendam karena dulu Alyssa bersikeras menikah dengannya? Atau dia hanya ingin mengikat Alyssa seumur hidup dengan selembar akta nikah, membuatnya menjadi budak di Keluarga Arthadika?Alyssa menarik napas panjang dan membenahi isi pikirannya. Kalau Daniel tidak mau bercerai dan menolak untuk berkomunikasi, maka Alyssa akan mengambil cara dengan meng

Xander melihat Alyssa berbalik kembali, lalu mengejek dengan sinis, "Kenapa? Masih nggak terima?"Alyssa merasa selama ini terlalu banyak mengalah pada Xander, sehingga sekarang Xander jadi berani bicara sembarangan."Sebelum kamu ngomong begitu, pastikan dulu siapa yang sebenarnya sewenang-wenang." Alyssa menatap Xander dengan ekspresi dingin. "Oke, kamu bilang aku sama Evans punya hubungan mesra. Lalu siapa yang menyatakan? Siapa yang bisa membuktikan? Mana buktinya?"Xander mencibir, "Orang yang punya mata, jelas bisa lihat hubungan kalian itu spesial. Apa masih perlu aku kasih bukti?""Jadi, memang nggak ada bukti, 'kan?"Wajah Xander langsung menjadi suram, "Wanita murahan kayak kamu, apa pun bisa kamu lakukan."Alyssa terkekeh sinis, "Sudah berapa banyak orang yang kamu fitnah dengan cara begini?""Dulu aku mengira kamu lumayan pintar, masa seorang CEO Nirmala bisa bicara tanpa otak begini? Melihat orang dengan kacamata penuh prasangka, itu yang kamu sebut berpendidikan?""Evans

Sampai Daniel membawa Sierra bersama Suryo pergi ke ruang rapat, dia sama sekali tidak pernah memberi Alyssa satu pun tatapan yang layak.Seolah-olah mereka berdua hanyalah orang asing yang tidak saling kenal. Mungkin juga, Daniel bahkan tidak menyadari Alyssa ada di sana. Namun sekalipun tahu, dia tetap tidak akan menoleh. Sebab, mereka memang sudah seperti orang asing sejak dulu.Itulah sebabnya semua orang tahu Daniel sudah menikah, tapi tidak ada satu pun yang tahu siapa istrinya."Kamu baik-baik saja?" Evans melihat ekspresi di wajah Alyssa yang tampak kurang baik, lalu kembali bertanya.Alyssa menggeleng, "Nggak apa-apa, kok."Sekarang dia sudah tidak terkejut dengan hal-hal semacam ini.Evans tidak melanjutkan lagi ucapannya. Sudah bertahun-tahun mengenal Alyssa, dia tahu betul karakter wanita itu begitu kuat dan tegar. Selama itu adalah sesuatu yang Alyssa yakini, dia akan melakukannya sampai akhir. Entah dalam cinta, maupun karier.Kalau Alyssa mencintai seseorang, maka dia ak