Pustaka
Cari
Beranda / Rumah Tangga / Cinta di Rumah Bordil / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Cinta di Rumah Bordil: Bab 21 - Bab 30

86 Bab

Ayah Mertuaku Ternyata

Viola berjalan pelan ke arah pintu pagar. Tangannya membawa remot untuk membuka pagar. Tapi wajahnya nampak ragu, apakah ia akan mempersilahkan tamunya untuk masuk, atau hanya bicara di luar rumah dengan sekat pintu pagar."Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa kau kaget melihatku ada di sini?" Viola melihat ke luar pagar, mengamati dengan cermat bagian luar rumahnya."Jangan khawatir, aku datang ke sini sendirian saja." "Mami Dona, dari mana Mami tahu alamat rumah ini?" tanya Viola."Tentu saja dari Adrian.""Untuk apa Mami datang ke sini?" tanya Viola."Kau tak mempersilahkan aku untuk masuk?" Dona menghela nafas."Tapi, suamiku sedang tak ada di rumah. Aku tak berani mengizinkan orang asing untuk masuk ke sini." Viola tampak gugup."Astaga Viola. Kau masih menganggapku orang asing? Aku bahkan tak memberitahu suamimu, jika kau pernah bekerja di rumah b0rd
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-20
Baca selengkapnya

Ketahuan

Viola berdiri seperti patung. Tak berani berpindah dari tempatnya berdiri meski hanya sejengkal. Alland meninggalkan kerumunan wanita pekerja $3ks komersial, dan berjalan menuju ke arah Viola. "Viola jangan katakan apapun pada keluargaku." Alland langsung memberikan peringatan tanpa basa basi. Viola hanya menatap Alland. Tak berani membuka mulutnya. "Aku datang ke sini, tak seperti dengan apa yang kau pikirkan. Ada urusan pekerjaan yang memang hanya bisa diselesaikan dengan wanita cantik." Alland menjelaskan tanpa diminta. Alland tampak gugup. Jemarinya juga bergetar hebat. Ia mengambil sebatang cerutu dari sakunya. Menyalakan api untuk membakar bagian ujungnya. Alland menghisapnya dengan perlahan. Lalu asap yang sama juga keluar dari kedua lubang hidungnya. Aroma cerutu menguar ke udara. "Sekarang katakan padaku, kenapa kau juga berada di tempa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-20
Baca selengkapnya

Sogokan

"Jadi kau mencurigaiku berselingkuh dengan Frans?!" Viola mendengus kesal. Ia berjalan melewati Steven begitu saja."Viola, kau tak menjawab pertanyaanku?!" Steven kesal karena diabaikan."Haruskah aku menjelaskan, jika kau tak percaya padaku!""Aku hanya bertanya, Viola! Kau meninggalkan baby Elisa sendirian!" "Ada asisten rumah tangga yang menjaganya. Dan aku keluar karena memang ada kepentingan yang mendesak!""Kepentingan apa yang membuatmu pergi dari rumah selama berjam jam?" Steven melotot."Aku butuh obat dan juga membeli beberapa bumbu dapur di swalayan." Viola beralasan."Lalu dimana barang yang kau beli? Kau turun tanpa membawa apapun!" seru Steven.Viola menggelengkan kepala. Tak tahu lagi harus bicara apa."BRooM!" Suara deru mesin mobil terdengar. Ada tamu yang datang. Steven terpaksa harus menghentikan perdebatan dengan istrinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-20
Baca selengkapnya

Tampak Baik di Luar

"Drrt!" Ponsel Steven berdering, Steven melirik ke arah jam dinding yang ada di ruangannya. Matanya memicing, membaca deretan angka yang muncul di layar ponselnya. "Siapa yang meneleponku?" Steven mengabaikan telepon masuk begitu saja. Tapi nomor asing yang sama kembali meneleponnya untuk kedua kali.Karena merasa risih, akhirnya Steven menjawab telepon masuk tersebut."Ya halo! Siapa ini?" Suara Steven terdengar kesal."Kami dari pihak Rumah Sakit Satu Hati, ingin memberikan kabar jika istri anda yang bernama Viola, sedang dirawat di sini. Kami memerlukan kehadiran anda dengan segera, untuk mengurus administrasi pasien. Terima kasih." Orang di seberang telepon mengakhiri pembicaraan begitu saja, sebelum Steven menjawab.Steven yang tadinya merasa kesal, kini wajahnya berubah panik. Keringat menetes. Pikirannya tak tentu arah. "Apa yang terjadi dengan istriku?" Steven bermonolog dala
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-21
Baca selengkapnya

Pajak Penjaja S3ks Komersial

Dona duduk di balkon, mengamati para wanita yang bekerja di bawah. Ia menyulut r0kok, sorot matanya menyiratkan kegelisahan. Sudah 7 hari ini, pendapatan rumah b0rdil yang ia kelola turun pesat. "Apa bisnis ini akan bangkrut? Jika bisnis ini bangkrut, bagaimana nasib para pekerjaku?" Dona menghela nafas.Otaknya masih berisik karena omset yang tergerus, tapi suara lelaki di belakangnya membuat lamunannya buyar dalam sekejap. "Maaf Mi, ada yang ingin bertemu.""Siapa?" Dona menoleh."Petugas pajak."Dona melemparkan sisa rok0knya ke lantai lalu menginjaknya dengan kasar. "Suruh dia ke sini!" "Baik Mi!" Lelaki tua dengan brewok di wajah, menuruni anak tangga dengan tergopoh. Lelaki yang telah bekerja di rumah b0rdil selama 20 tahun itu, bicara dengan petugas pajak. Tak lama kemudian, petugas pajak berjalan menuju ke balkon."Selamat malam!" Petugas pajak su
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-21
Baca selengkapnya

Pesan Cinta

"Om Frans, aku sudah menikah. Jadi aku harus menjaga perasaan suamiku. Benar kan?" Viola menoleh.Frans mengangguk sambil tersenyum. "Tentu saja Viola, aku menghargai semua keputusanmu." Mobil Frans berhenti di halte yang jaraknya sekitar 1 km dari rumah tempat tinggal Viola. Viola turun dari mobil sambil mengucapkan terima kasih. Frans masih belum menginjak pedal gas nya. Ia malah terlihat sibuk memandangi bayangan Viola yang pergi menjauh.Namun tak berselang lama Viola berjalan, seorang wanita mendatanginya."Kau masih hidup. Aku tak menyangka kau bisa selamat." Yasmin menghalangi jalan sambil mendorong bahu Viola dengan kasar. "Apa kau mengekor? Jadi selain menjadi p3mbun*h kau juga menjadi seorang penguntit?!" Viola mencibir. Cibiran ini sukses membangkitkan amarah Yasmin. "Aku tak akan pernah ikhlas, posisiku digantikan begitu saja oleh orang lain!" Viola hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-21
Baca selengkapnya

Manisnya Uang

"Tidak ada!" Jawaban Viola yang terlalu singkat, tak dapat dipercaya oleh Steven."Apa aku boleh meminjam ponselmu?" "Kau mau meminjam ponselku? Untuk apa? Aku saja tidak pernah meminjam ponsel milikmu," tukas Viola.Steven merampas ponsel Viola begitu saja. Lalu dengan cepat memeriksa isi ponsel Viola.Namun, Viola telah lebih cepat bergerak. Ia sudah menghapus pesan teks yang dikirimkan oleh Frans.Steven mengembalikan ponsel Viola. Meski tak menemukan apapun di ponsel istrinya, namun rasa curiga masih menghantui pikirannya."Aku sangat mencintaimu. Jadi aku harap kau tidak akan pernah menduakan aku," ucap Steven dengan lembut."Kenapa kau berpikiran jika aku akan menduakanmu? Aku saja tidak pernah memikirkan hal itu!" sahut Viola membela diri."Sudahlah sayang. Intinya aku ingin rumah tangga kita tetap harmonis. Dan kita akan menua bersama."*****Keesokan harinya, Viola terlihat sedang sib
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-22
Baca selengkapnya

Masuk TV

Yasmin menggunakan pakaian serba hitam. Ia juga menggunakan topi dan kacamata hitam. Yasmin duduk di dalam mobil tua yang baru saja dibeli oleh Emma.Mobil tua itu digunakan khusus untuk membuntuti Viola, kemanapun Viola pergi."Dimana dia? Kenapa dia belum keluar rumah? Atau aku yang terlambat datang?!" Yasmin menggerutu.Yasmin memutar lagu di ponselnya. Ia juga memainkan beberapa aplikasi game, untuk mengusir rasa bosan.Mobil taksi berhenti tepat di depan pagar. Yasmin segera melempar ponselnya ke samping. Matanya fokus menatap ke depan.Viola keluar dari pagar. Yasmin menyunggingkan senyum. Pengintaian mulai dilakukan.Mobil taksi berjalan ke arah utara. Yasmin memberikan jarak beberapa meter dari mobil taksi yang ditumpangi oleh Viola.Kendaraan mulai padat merayap, membuat Viola panik. "Ada apa di depan, Pak?" "Biasa.... ada demo.""Demonstrasi lagi?!" Viola mengeluh."Hitamkan seluruh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-22
Baca selengkapnya

Penuh Tanda Tanya

"Viola! Apa yang kau lakukan!" Dona berteriak dengan wajah panik. Ia tergesa gesa menuruni anak tangga.Dona segera menutupi wajah Viola menggunakan kipas lipat kesayangannya. Ia dengan cepat membawa Viola masuk ke dalam kamar."Kau diam di sini! Kunci pintu dan jangan keluar sampai aku yang menyuruhmu untuk keluar! Apa kau paham!" seru Dona."Ta tapi kenapa?" tanya Viola."BRak!" Dona membanting pintu kamar. Ia menggelengkan kepala melihat sikap Viola."Gadis 20 tahun ini, nalarnya tidak tumbuh sama sekali!" Dona menggerutu. Dona khawatir jika wajah Viola terekspose ke media. Lalu pihak keluarga mertuanya melihat.Dona bicara dengan beberapa wartawan surat kabar dan juga stasiun TV lokal. Setelah menjawab beberapa pertanyaan dari wartawan, Dona mengusir semua orang keluar."Oiya satu lagi!" seru Dona.Beberapa mikrofon disodorkan ke arahnya lagi, kamera juga tampak siap merekam wajah Dona."Tidak, perk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-22
Baca selengkapnya

Tertuduh

Steven dan Viola datang, Elisa tampak bersemangat untuk bertemu dengan Neneknya.Ketika pintu rumah utama dibuka, Yasmin langsung menggendong Elisa dan membawa masuk. "Kenapa Yasmin ada di sini? Dan kenapa dia membawa Elisa?" ucap Viola dengan mata yang masih terus menatap ke arah Yasmin."Biarkan saja, Yasmin mungkin merindukan Elisa," sahut Steven."Aku membawa Elisa agar kalian berdua bisa duduk dan bicara dengan tenang." Yasmin menyunggingkan senyum palsu. Tatapan matanya terkesan licik dan penuh tipu daya.Steven dan Viola duduk di ruang makan. Mereka menanti kedatangan Emma."Siapa yang meminta kalian untuk menungguku di sini? Sebelum makan malam dimulai, aku ingin membahas sesuatu yang penting dengan kalian berdua." Emma berdiri di sudut ruangan, memandangi Viola dengan tajam.Steven dan Viola bangkit berdiri. Mereka berjalan di belakang mengikuti Emma pergi ke ruang tamu."Silahkan duduk." Emma duduk de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status