Semua Bab Cinta di Rumah Bordil: Bab 31 - Bab 40

Suara bentakan Steven membuat Viola merasa tersakiti. Mata Viola berkaca kaca. "Aku bicara yang sejujurnya padamu." "PLak!" Steven yang gelap mata langsung men4mpar wajah Viola. Viola tersudut. Air matanya kini mulai menetes. "Steven, apa kau tak percaya padaku?""Bagaimana mungkin aku bisa percaya padamu!? Berapa kali aku memergokimu pulang bersama dengan pria tua itu!" seru Steven dengan mata terbuka lebar dan suara yang lantang. Mata Steven juga memerah. Selain marah, Steven juga merasa kecewa."Pergi dari sini! Jangan kembali lagi!" seru Emma."Tapi Ma." Viola menangis."Tidak Viola. Jangan berikan alasan apapun! Kau tak pantas menjadi bagian keluarga ini!" Emma menegaskan."Aku aku tidak berselingkuh. Aku tak pernah menodai pernikahan kita." Viola bicara dengan suara terbata bata. Dadanya terasa sesak. "Aaarrgh!" Steven yang marah membanting semua barang yang ada di ruang tamu. "Steven, hentika

Viola baru saja sampai di depan rumah b0rdil. Lampu diskotik dan suasana riuhnya musik, menyambut kedatangannya. Dona menarik tangan Viola, membawanya masuk ke tempat paling dalam yang ada di rumah b0rdil. "Masuklah! Kau akan tinggal di dalam kamarku!" Ucapan Dona membuat Viola menoleh ke arahnya. "Tempat tidurku cukup luas untuk kita gunakan berdua. Aku harap kau tak keberatan jika kita berbagi tempat untuk tidur." "Tentu saja tidak. Tapi kamarku kan bukan di sini.""Kau akan lebih aman berada di sini, Viola! Kau sedang hamil sekarang, jadi aku yang harus menjagamu." Viola berjalan masuk ke dalam kamar, lalu duduk di tepi ranjang dengan wajah menunduk."Jangan lagi datang pada Amora. Dia bukan ibu kandungmu." Dona mengucapkan kalimat yang sama sambil mengeluarkan sebuah buku besar dari tas coklat yang ia ambil dari rumah Amora.Wanita berpenampilan seksi itu meletakkan buku besar yang ia bawa di

Si lelaki menunduk ke bagian tersembunyi si wanita. Mengendusnya lalu menggunakan lidahnya untuk menjelajah bagian tersebut. Suara lenguhan di wanita pun mulai terdengar.Pergulatan romantis antara keduanya pun terjadi dan ditonton oleh beberapa orang. Semua orang tampak menikmati pemandangan tersebut. Hanya Viola yang membuang wajah. Viola memilih untuk kembali ke kamar.Viola membuka buku besar yang semalam sudah ia baca. Ia ingin melihat halaman selanjutnya.Halaman selanjutnya hanya ada tulisan tangan ibunya. Penuh keluhan karena cintanya dikhianati. Tulisan itu juga menjelaskan siapa sebenarnya Amora."Amora, aku kira kau benar benar mau berteman denganku. Ternyata aku yang terlalu polos dan percaya. Kau berteman denganku agar bisa merebut suamiku." Kalimat terakhir yang dibaca oleh Viola membuat Viola merasa semakin buruk. Ia menutup buku itu, lalu menangis.Dona datang membawakan sarapan untuknya. "Makanlah Viola, belajar

"Steven? Apa yang sedang kau lakukan di sini?" ucap Viola.Steven berjalan mendekati Viola. Matanya menatap Viola tanpa berkedip. "Apa kau benar benar tinggal di sini? Apa kau bekerja di sini? Apa masa laluku memang seorang pr4muria? Kenapa kau tak mengatakannya padaku? Kenapa kau menyembunyikan semua kenyataan ini dariku?" Steven mengajukan pertanyaan bertubi tubi."Aku bukan wanita seperti itu. Apa untungnya aku berbohong?" sahut Viola.Salah satu politisi mengikuti Steven. Ia melihat Steven bicara dengan Viola dan langsung mengikutinya."Wow! Kau menemukan berlian di sini!" serunya."Tidak! Kita tak bisa menyewanya. Kita akan menyewa gadis ini saja!" Steven menunjuk ke arah Livia yang berdiri tepat di sebelah Viola."Steven, apa matamu sudah but4? Apa kau tak melihat gadis ini lebih cantik dan sempurna? Kenapa malah memilih yang lain!" tukas si pria yang sudah lama menggeluti dunia politik."Karena dia terli

Steven membuka buku yang diberikan oleh istrinya. Membaca perlahan lahan, membalik halaman demi halaman. Buku itu adalah satu satunya benda yang mencatat bagaimana masa lalu Viola Beverley.Setelah membaca lebih dari 10 lembar halaman, Steven menutup buku itu dan mengembalikannya pada Viola.Kalimat yang ada di lembar ke 10, berhasil meluluhkan kerasnya hati Steven."Viola Beverley, putri kecilku yang cantik, untukmu apapun akan aku lakukan. Semoga jalan hidupmu berjalan indah seperti namamu. Aku mungkin bukan ibu yang sempurna, tapi akan aku usahakan kau mendapatkan kehidupan yang terbaik." Tulisan itu ada di atas foto keluarga kecil yang sedang duduk bersama di sebuah ruang tamu.Ia memandangi wajah istrinya, tak bisa dipungkiri, jauh di dalam lubuk hatinya, ia sangat mencintai istrinya itu. "Aku minta maaf Viola. Aku sudah berlaku kasar padamu. Aku memuk*lmu waktu itu." Steven memegang tangan Viola.Benih cinta yang hampir ma