All Chapters of Bangkitnya Putri Sah: Istri Pangeran Cacat: Chapter 41 - Chapter 50

Di bawah tatapan semua orang, Ye Li berjalan menuju meja yang masih diletakkan pena dan tinta, hanya berpikir sejenak sebelum mulai menggambar di atas kertas Xuan yang berkualitas tinggi.Di atas panggung, Feng Zhi Yao dengan penuh minat melihat gadis berpakaian hijau yang sedang menunduk melukis, tanpa sengaja mengangguk.Yao Ji yang duduk di sampingnya melirik dan berkata pelan. "Tuan Muda Ketiga Feng sangat memperhatikan Nona Ketiga Ye?”Feng Zhi Yao mengusap hidungnya dan tersenyum. "Dia sangat menarik, bukan? Setidaknya tidak seburuk yang dikatakan orang luar.”Sikapnya yang tenang dalam situasi yang berubah sudah cukup untuk membuat Feng Zhi Yao menganggapnya lebih baik, apalagi beberapa waktu lalu Mo Jing Li masih mengalami kesulitan di tangannya. Mungkin A Yao kali ini benar-benar akan menikahi seorang Putri yang baik.Pewaris Mu Yang juga tampaknya

Nyonya Tua Ye mengangguk puas. "Mengenai hadiah-hadiah itu, semuanya kirimkan ke Qing Yi Xuan. Li’er, lihatlah apakah ada perhiasan atau pakaian yang kamu suka untuk dibeli lagi. Setiap keluarga telah mengirimkan undangan, meskipun tidak perlu pergi ke semuanya, tetapi juga tidak bisa tidak pergi ke satu pun. Jangan sampai kehilangan muka kediaman Ye.”Ye Li belum sempat menjawab, pelayan di luar melaporkan bahwa Nona Keempat telah datang.Ye Ying mengenakan pakaian putih tipis yang baru, wajahnya juga terlihat sedikit pucat dan semakin terlihat lemah. Dengan bantuan pelayan, dia masuk dan memberi salam kepada Nyonya Tua Ye dan Ye Shangshu serta Nyonya Wang, kemudian dengan wajah pucat berkata. “Ying’er telah mempermalukan keluarga Ye, mohon Nenek dan Ayah menghukum saya.”Nyonya Tua Ye mengangkat alis putihnya sedikit, melihat Ye Shangshu tanpa berkata apa-apa.Ye Ying yang biasanya sangat disayangi

 “Adik Keempat bercanda. Kakek dan Kedua Bibi bukan orang asing. Lagipula, kedua paman dan bibi sangat memperhatikan kakak, tetapi meskipun kakak lahir di kediaman Shangshu, segala sesuatu di sekitarnya bukanlah miliknya. Sekarang akhirnya ada beberapa barang yang bisa dipamerkan, tentu saja harus menghormati orang yang lebih tua. Lagi pula… seseorang harus memiliki rasa syukur, bukan? Dan kalian, selama bertahun-tahun menikmati uang mahar Ibuku, apakah kalian pernah memikirkan sedikit pun tentang perasaannya?" “Yang dikatakan Kakak Ketiga memang benar, adik belajar banyak.”Ye Ying menggigit gigi dan berkata pelan.Ye Li tersenyum. “Saya adalah orang biasa, hanya tahu menggunakan barang-barang ini untuk membalas perhatian orang yang lebih tua. Tidak sebanding dengan adik keempat yang anggun dan tidak peduli dengan barang-barang duniawi ini. Adik keempat, hati-hati di jalan.” “Selama

Lantai Dua Chu Xiang GeSebuah sosok cantik yang menawan dengan cepat meluncur keluar dari ruang pribadi, dan tampaknya akan bertabrakan dengan pelayan yang membawa nampan berisi hidangan.Mu Rong Ting melompat keluar pada saat yang bersamaan untuk menangkap wanita itu, tetapi tetap terlambat setengah langkah, membiarkan lengan baju merahnya meluncur dari ujung jarinya. "Hati-hati!"Ye Li hampir pada saat yang sama ketika pelayan ditabrak oleh wanita berbaju merah itu, sudah menghitung arah di mana nampan berisi sup panas itu akan terjatuh. Dia dengan cepat mengambil mangkuk kosong yang diletakkan di meja dan melemparkannya ke arah yang tepat. Dengan mempertimbangkan posisi dan kekuatan yang tepat, dia berhasil mengalihkan panci sup yang baru saja terlepas dari nampan ke arah kiri.Suara dentingan panci sup terdengar saat jatuh ke tanah di area kosong tidak jauh dari situ, dan karena pelayan dengan keras melindungi nampannya, hanya beberapa p

Putra kedua yang pernah menjadi kesayangan di kediaman Ding, yang dahulu menjadi objek pujian di kalangan pemuda Da Chu, dia dikenal sebagai jenius yang sebanding dengan juara pertama di seluruh kerajaan, memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa, dan pada usia lima belas tahun sudah menguasai banyak kerajaan di Xinjiang.Dia pernah memiliki tunangan yang paling cantik dan berbakat di Ibu Kota, menjadi pasangan ideal yang mengagumkan. Namun, tampaknya keberuntungannya berakhir tiba-tiba saat berusia delapan belas tahun. Kakak satu-satunya meninggal, dan dia dengan tergesa-gesa mewarisi gelar Pangeran Ding, namun dalam pertempuran berikutnya hampir mengalami kekalahan besar.Meskipun pada akhirnya dia berhasil membalikkan keadaan, namun harus membayar dengan harga yang takkan pernah bisa dihapus, luka parah, wajah hancur, dan kedua kakinya lumpuh.Seolah Tuhan masih merasa belum cukup memberikan cobaan kepada sosok yang terlahir istimewa ini, tiga bulan kemudi