All Chapters of NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama : Chapter 161 - Chapter 170

Bumi mengambil earphone dari dashboard mobil dan memasangkan di telinga kanan dan kirinya."Nay, aku mampir sebentar ya ke sana?" ucap Bumi."Lho, katanya kamu sakit. Kamu nggak kerja juga kan hari ini gara-gara sakit.""Udah enakan kok ini. Aku di rumah terus juga jenuh. Mending juga main sama Nasya.""Nasya-nya juga lagi tidur siang. Baru banget tidur. Abis makan siang tadi. Kayaknya sih dia kekenyangan.""Yah, nggak bisa aku ajak main dong dia?" "Ya iya. Udah sana puter balik, tidur aja di rumah. Istirahat.""Kok kamu tahu sih aku lagi di jalan?" tanya Bumi sambil tersenyum."Ya kedengeran kan, Bumi. Udah sana. Daripada bahaya nanti," ucap Nayanika."Kalau nggak main sama anaknya, main sama Mamanya aja mungkin. Boleh kan?""Ck. Mau main apaan? Aku lagi sibuk cari-cari loker.""Beneran mau kerja jadinya?" tanya Bumi."Ya iya. Uang masih ada sih. Lumayan. Tapi kan kalau nggak ada pemasukan sama sekali juga repot nanti.""Kalau kata aku sih mending nunggu aku aja," ucap Bumi."Nunggu

Malamnya.Abi duduk termenung di ruangan kerjanya. Dia tak habis pikir, sudah menjadi penguntit tetap saja tidak menghasilkan apa-apa.Sudah kangen sekali dengan Nasya. Tapi lagi-lagi ia tidak dapat menemuinya. Sudah bersusah payah padahal tadi. Sudah hampir mengitari satu mall sampai lelah. Tapi tetap tidak ia temukan juga pria yang bisa membawanya bertemu dengan putrinya itu."Dok? Belum pulang?" tanya petugas kebersihan pria yang masuk ke dalam ruangan Abi."Oh iya, ini sudah mau pulang," ucap Abiyaksa seraya bangun dari kursi dan berjalan ke arah luar ruangan."Saya duluan ya?" ucap Abi."Oh iya, Dok. Silahkan."Abi berjalan menyusuri koridor rumah sakit seorang diri. Ada suster yang berjalan dari arah berlawanan dan sambil mendorong sebuah box kaca berisi seorang bayi di dalamnya.Abi menoleh dan berhenti melangkah. Dia melihat suster berbelok ke sebuah ruangan dan Abi ikuti dia, sampai akhirnya Abi melihat jajaran beberapa box kaca dengan bayi-bayi yang ada di dalamnya.Abi mend

Lambat laun suara Meisya pun hilang. Suara mobilnya juga terdengar dan sepertinya, dia sudah pergi dari rumah Abi ini. Abi yang sempat merebahkan tubuhnya itupun bangun dan duduk di atas ranjang Dia tidak bisa tidur dan kepikiran dengan yang tadi. Bukan memikirkan Meisya, tapi memikirkan wanita yang satunya, yang sudah memberinya seorang anak perempuan yang lucu nan menggemaskan. Ia usap pipinya yang masih terasa pedas, berkat tamparan yang diberikan oleh ibu dari anaknya itu. Tidak bermaksud untuk merendahkan atau apa. Ia hanya ingin yang terbaik untuk anaknya saja. Tapi rupanya, apa yang ia inginkan justru sudah melukai hati dan bahkan membuat seseorang murka. Kesempatan untuk bertemu dengan anaknya itu pun hilang dalam sekejap. Tidak tahu kemana perginya Nayanika tadi. Ia kehilangan jejak. Tapi tidak akan pernah menyerah, untuk bisa menemukan mereka. Abi buka ponselnya dan melihat lagi foto anaknya di sana. Ia lakukan helaan

Abi tersenyum saat melihat Bumi yang datang untuk menemuinya. Bahkan dia sekarang, sudah duduk di kursi yang ada di seberangnya juga."Kenapa, Mas? Atap rumahnya bocor? Atau kran di rumah itu ada yang rusak?" tanya Bumi yang malah membahas persoalan rumah."Bukan. Bukan masalah rumah. Tapi kamu pasti paham, apa maksud dan tujuan saya datang ke sini," ucap Abi.Bumi terlihat melakukan helaan napas. Dia paham betul dengan keinginan pria ini. Tapi janjinya pada Nayanika adalah harga mati. Dia tidak boleh sampai membocorkan tentang keberadaannya sekarang."Tolong saya. Saya benar-benar minta pertolongan kamu dengan sungguh-sungguh. Apa boleh, saya tahu dimana tempat tinggal Nayanika sekarang?" tanya Abi."Mas, mau berapa puluh kali atau mungkin ratusan kali Mas tanya tentang hal ini, saya ya nggak akan kasih jawaban apa-apa," ucap Bumi."Tapi... Saya benar-benar perlu tahu tentang keberadaan mereka. Saya benar-benar harus menemui mereka," ucap Abi."Mas, Kalau saya mau ya saya bisa aja ka

Malamnya. Nayanika berdandan dengan sedemikian rupa. Karena rencananya, ia akan mendatangi rumah Bumi dan menemui kedua orang tua Bumi untuk meminta restu dari mereka. Biasanya, pihak lelaki yang akan mendatangi pihak perempuan. Tapi, untuknya memang agak lain. Mau membiarkan mereka datang ke rumah, tapi siapa yang akan mereka ajak bicara bila ibunya saja masih belum bisa bicara dengan normal lagi. Pengobatannya terhenti begitu saja. Karena ia yang terpaksa menghindari dokter ibunya, yang malah ingin mengambil Nasya darinya.Paling-paling, Bumi yang akan menemui ayahnya di penjara sana. Biarpun ia sudah mengatakan tidak usah, tapi Bumi tetap bersikeras menginginkannya. Mau meminta restu katanya. Tapi sebelum itu, dia sendiri harus meminta restu dari orang tuanya sendiri dulu. Tidak tahu akan disetujui atau tidak nanti. Tapi yang pasti, ia hanya mengikuti saja setiap instruksi yang Bumi katakan serta berikan. Sisanya Bumi yang atur semua.Nayanika duduk menunggu setelah selesai berdan