All Chapters of NAYANIKA: Gadis Pengganti di Malam Pertama : Chapter 141 - Chapter 150

Meisya mengecek ponselnya Abi dan melihat panggilan telepon terakhir yang Abi lakukan. Lantas, Meisya pun berdecak kesal, karena melihat nama kontak di handphone Abi ini. Tidak lagi pergi ke sana. Tapi masih sempat-sempatnya menelepon. Apa sekarang ini, suaminya sedang belajar menyeleweng?Belum puas hanya dengan satu temuan saja. Meisya memeriksa yang lainnya juga. Kotak pesan dan bahkan sampai melihat isi galeri. Namun ketika galeri di buka, ada hal yang membuat Meisya membuka kelopak matanya dengan sangat lebar. Dia, menemukan foto Abi bersama dengan seorang anak yang mirip dengannya dan juga rumah, seperti rumahnya Nayanika.Meisya jadi teringat kejadian beberapa hari yang lalu, saat dirinya memergoki suaminya itu menggendong-gendong seorang bayi. Dia juga melihat perut Nayanika yang sudah rata. Apa lagi, sudah bukan hitungan bulan lagi, masa kehamilan Nayanika terjadinya.Fix. Anak itu adalah anaknya dia dan sekaligus juga, anak dari suaminya sendiri."Sialan! Apa dia ingkar ja

Keesokan harinya. Saat Meisya sedang mandi, Abi kembali mencoba untuk menelepon Nayanika. Tetapi sayangnya, Nayanika masih tidak menjawab panggilan telepon darinya. Sudah dicoba untuk mengirim pesan juga tidak ada balasan. Dibaca saja tidak. Apa terjadi sesuatu kepada Nasya? api rasa-rasanya tidak mungkin. Karena dokter yang menangani Nasya tidak mengatakan bila kondisinya gawat dan sulit selamat."Mas, aku udah selesai mandi. Sana gantian," perintah Meisya."Oh iya, baik," ucap Abiyaksa yang segera masuk ke dalam kamar mandi.Setelah Abi selesai mandi. Dia pergi berjalan-jalan sebentar bersama Meisya, hingga akhirnya kembali pulang dengan pesawat. Ketika tiba kembali di kotanya. Jam kerja Abi yang memang sudah mepet dengan tibanya ia di rumah pun membuatnya hanya berganti pakaian dan berangkat lagi ke rumah sakit."Sayang, aku berangkat dulu ya?" ucap Abiyaksa yang berdiri di dekat mobilnya, kepada Meisya yang berdiri di depan pintu rumah."Iya, Mas. Hati-hati. Oh iya, nggak usah

Pintu ruangan sudah tertutup rapat dan di sana, Abi pun mulai melamun. Hasil tes DNA di dalam sakunya, seolah mematahkan segala intuisinya selama ini. Dia tidak pernah menyentuh Nayanika kan. Lantas, dari mana datangnya Nasya? Tapi daripada memikirkannya seorang diri, ia lebih baik bertanya kepada orang yang paling paham akan situasi yang terjadi dan tentu saja, orang itu adalah Nayanika. Wanita yang sudah mengandung Nasya dan juga melahirkannya ke dunia ini.Abi melakukan panggilan telepon dulu kepada Meisya, untuk memastikan semuanya aman dan ia bisa pergi menemui Nasya hari ini."Iya, Mas. Kenapa?" tanya Meisya."Eum, kamu sedang apa?" tanya Abi."Rebahan di kasur. Mau buat konten endorse masih capek.""Aku masih ada tiga pasien lagi. Kalau sudah beres semua, aku akan langsung pulang ke rumah," ucap Abiyaksa yang terpaksa berbohong. Berbohong demi kebaikan tidak ada salahnya kan?"Iya, Mas. Aku tunggu di rumah ya?""Iya. Ya udah. Bye, Sayang," ucap Abiyaksa sambil mengakhiri pangg

Nayanika sempat terdiam beberapa saat, lalu tiba-tiba tersenyum dan lantas tertawa, bahkan sampai memegangi perutnya sendiri. "Ya ampun, Mas. Mas percaya sama hasil tes begini?" ucap Nayanika sambil mengangkat selembar kertas di tangannya. "Ini tuh belum tentu bener. Ini pasti salah. Nggak mungkin hasilnya cocok, Mas!" imbuhnya sambil tersenyum dan geleng-geleng kepala juga. Abi menghela napas. Tidak tahu apa yang membuat Nayanika begitu bersikukuh, untuk tidak mau mengaku. Tetapi ia yakin sekali, bila Nasya adalah anaknya. Hasil tes itupun tidak mungkin salah, karena dilakukan tidak dengan sembarangan. "Kalau memang salah. Apa kamu bisa katakan siapa ayahnya? Dimana tempat tinggal dan apa pekerjaannya. Saya akan temui dia dan pastikan sendiri, bila siapapun itu orangnya, dia adalah ayah Nasya yang sebenarnya," ucap Abiyaksa dan untuk yang sekarang ini, Nayanika bahkan tidak bisa bicara. Tersenyum saja tidak. Sekarang giliran Abi yang tersenyum, saat melihat Nayanika yang tida

Keesokan harinya.Sebelum berangkat ke rumah sakit, ia menyempatkan diri untuk pergi ke sebuah toko mainan dan di sana, dia banyak sekali membeli ragam macam mainan anak-anak. Mulai dari boneka, maupun mainan edukasi anak. Supaya Nasya tidak bosan ketika ditinggal ibunya. Ia akan menyiapkan beberapa macam mainan ini, sebagai bentuk hiburan bagi sang anak.Beberapa jenis mainan Abi taruh di dalam keranjang, yang lantas ia bawa ke kasir untuk dibayar. Setelah membayar mainan-mainan itu, rencananya ia akan berikan saat pulang dari rumah sakit nanti dan ia simpan dulu di mobilnya.Hingga malam datang, Abi yang sudah nampak semringah itu melaju ke rumah Nayanika. Dia berikan sedikit lagi bumbu kebohongan kepada istrinya sendiri dan secepatnya pergi untuk menemui anak semata wayangnya itu.Setelah melalui beberapa puluh menit perjalanan, akhirnya Abi tiba juga di rumah Nayanika. Tapi seperti ada yang aneh. Lampu yang menyala hanyalah lampu depan rumah saja. Sedangkan di dalamnya seperti ge