Kebo Iwa terdiam mendengar perkataan Alesha. Ia menatap anak kecil di belakangnya, lalu kembali menatap Alesha. Kalimat terakhir Alesha, "Kebaikan hati hanya akan menjadi pengemis, jika tidak diikuti oleh pemberdayaan," menusuk logika Kebo Iwa. Sebagai seorang pemimpin, ia tahu bahwa memberi ikan jauh berbeda dengan mengajari memancing.Kebo Iwa mengangkat alisnya, lalu senyumnya mengembang, kali ini bukan senyum sinis, melainkan senyum kekaguman yang jujur."Sungguh pandangan yang luar biasa, Nona Lestari," aku Kebo Iwa. "Kau benar. Solusiku tadi hanya untuk meredam api, bukan memadamkan bara. Terima kasih."Rendra, yang berdiri beberapa langkah di belakang Alesha, mengamati interaksi itu dengan hati-hati. Sebagai seorang pengawal setia dan sesama pria, Rendra tahu betul tatapan mata Kebo Iwa pada Alesha. Tatapan itu, yang memancarkan ketertarikan, rasa hormat, dan hasrat untuk memahami, sangat familier.'Tatapan itu...' batin Rendra cemas. 'Persis seperti tatapan Paduka Raja Arya Wu
Last Updated : 2025-11-03 Read more