Angin malam berhembus kencang, menyisir dedaunan yang bergesekan di pepohonan tinggi. Aroma tanah lembab bercampur asap obor menyengat hidung, tercium hingga jauh sebelum gerombolan kuda muncul. Denting gamelan terdengar samar, membelah keheningan malam, seperti gema dari dunia lain yang asing dan menakutkan.Arya Wuruk menundukkan tubuh Alesha lebih rapat ke pelukannya, menarik kain besar yang menutupi hampir seluruh wajah dan tubuhnya. Kudanya melaju cepat di jalan setapak yang hanya diterangi obor berjajar, tapak besi menapak tanah dengan ritme berat, menghentak dada Alesha yang kini bergetar ketakutan.“Lepaskan aku! Hei! Ini penculikan!” teriak Alesha, suaranya memecah malam, sementara tangannya meronta-ronta mencoba menyingkap jubah yang menyesakkan.Arya menundukkan wajahnya, mata menatap lurus ke depan, tanpa sepatah kata pun kecuali satu:“Diam.” Suaranya berat, dalam, tegas—logat kuno yang asing dan dingin di telinga Alesha.Sekejap saja, darah Alesha berdesir dingin. Nada i
Last Updated : 2025-09-03 Read more