Faris menatap bayangannya di cermin kamar hotel, merapikan dasi putih yang terasa sedikit mencekik lehernya. Jas putih dengan aksen emas yang dipilih Andi tampak sempurna di tubuhnya, tapi tidak mengurangi kegugupan yang ia rasakan. Hari ini, dalam beberapa jam lagi, ia akan menikah. Tanpa Alya tahu."Kamu yakin ini ide bagus?" tanyanya pada Andi yang sibuk menata kembali bunga di saku jasnya."Untuk kesekian kalinya, ya," Andi menghela napas, jelas mulai jengkel dengan keraguan Faris yang berulang. "Ini ide terbaik. Romantis, spontan, tidak terduga. Bukankah itu yang kamu inginkan?""Ya, tapi..." Faris berbalik menghadap sahabatnya, "bagaimana jika Alya menolak? Bagaimana jika dia merasa ini terlalu mendadak? Bagaimana jika ""Stop," Andi mengangkat tangannya. "Tidak ada 'bagaimana jika' lagi. Alya mencintaimu, kamu mencintainya. Kalian sudah bertunangan. Ini hanya... mempercepat prosesnya.""Mempercepat beberapa bulan," Faris mengin
Terakhir Diperbarui : 2025-11-12 Baca selengkapnya