Malam itu, rumah Adrian di distrik elit Velora City dipenuhi cahaya hangat lampu gantung kristal. Dari luar, rumah itu tampak seperti simbol kemewahan, tapi di dalamnya ada suasana berbeda, dingin, penuh ketegangan.Ruang makan besar dipilih sebagai tempat berkumpul. Meja kayu ek panjang membentang, dikelilingi kursi berlapis beludru hijau tua. Di atasnya, anggur merah dituangkan ke gelas kristal, namun tak seorang pun benar-benar menikmati rasanya. Wajah mereka tegang, sorot mata penuh kewaspadaan.Damar Pradana, kepala keluarga, duduk di ujung meja. Tubuhnya masih tegap meski usia menua, dan tatapannya dingin menusuk, seperti hakim yang siap menjatuhkan vonis. Di sisi kanan, duduk Adrian bersama istrinya, Maya. Di sisi kiri, Surya dan istrinya, Ratna.Adrian menatap kakaknya, Damar, yang duduk di ujung meja. Damar terlihat tenang, tapi semua tahu itulah topengnya.Keheningan panjang mendominasi sebelum akhirnya Damar membuka suara.“Alvaro,” katanya singkat.Nama itu bergema di ruan
Last Updated : 2025-09-06 Read more