Siang itu, suasana rumah Guntur Pradana dipenuhi aroma gurih dari dapur. Para asisten rumah tangga sibuk menyiapkan makan siang sederhana sesuai permintaan tuan rumah. Di teras belakang, angin berhembus lembut, membawa bunyi gemerisik bambu yang tumbuh di sisi rumah.“Lyssa,” panggil Guntur tiba-tiba.Lyssa sedikit terlonjak, lalu menoleh. “Iya, Kek?”“Ayo ikut aku sebentar. Ada yang ingin kubicarakan.”Alvaro sempat melirik, wajahnya khawatir. “Kek…”“Tenang saja,” jawab Guntur, matanya masih tajam. “Aku hanya ingin berbincang dengan anggota baru keluarga kita.”Alvaro hendak berkata sesuatu, tapi Lyssa menepuk tangannya, memberi tanda bahwa ia baik-baik saja. Dengan langkah hati-hati, ia mengikuti Guntur menuju ruang baca.Begitu pintu dibuka, aroma kayu tua bercampur wangi kopi menyambut Lyssa. Ruangan itu dipenuhi rak buku tinggi, penuh koleksi sejarah, ekonomi, dan dokumen tua. Di tengah ruangan berdiri sebuah meja besar dari kayu jati, di atasnya tertata rapi map-map tebal.Gunt
Last Updated : 2025-09-19 Read more