Pintu rumah terbanting keras, menimbulkan gema yang memantul hingga ke langit-langit ruang tamu. Adrian masuk dengan langkah terseok, matanya merah, napasnya berbau alkohol, dan kemejanya kusut seperti habis digulung dalam lumpur. Keringat dingin masih membekas di pelipisnya, dan tangannya bergetar setiap kali mencoba menyeimbangkan tubuh.Di ruang tamu, Maya sudah menunggu. Duduk di sofa dengan tangan terlipat di dada, wajahnya keras, matanya berkaca-kaca tapi penuh amarah. Sejak beberapa jam lalu ia gelisah, mondar-mandir, menunggu Adrian pulang. Dan kini, saat melihat suaminya dalam keadaan hancur, darahnya mendidih.“Adrian!” suaranya pecah, nyaring, menggema di ruangan itu.Adrian berhenti di ambang ruang tamu, menatap istrinya dengan pandangan kabur. Bibirnya bergerak, tapi suaranya lemah, berbau alkohol. “Maya… aku… aku cuma… butuh tidur.”Sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, Maya berdiri. Tubuhnya gemetar, tetapi tangan kanannya bergerak cepat.PLAK!!!Tamparan keras mendar
Terakhir Diperbarui : 2025-09-26 Baca selengkapnya