Pagi itu, cahaya matahari menerobos perlahan lewat celah tirai. Rumah besar keluarga Adrian terasa lebih sunyi dari biasanya. Burung-burung berkicau di luar, namun kehangatan pagi itu tidak mampu menghapus hawa berat yang menyelimuti lorong lantai atas.Reina membuka matanya dengan kepala berat. Semalaman ia menangis, tubuhnya benar-benar merasa lelah. Hatinya masih dipenuhi sesal, tapi juga marah. Ia duduk di tepi ranjang, menatap kaca rias yang penuh pantulan dirinya yang kacau. Mata bengkak, rambut kusut, wajah pucat."Apa aku terlalu jauh?" bisiknya pada diri sendiri.Ia masih bisa mengingat jelas bagaimana semalam ia melampiaskan amarah, menumpahkan semua kebencian yang menyesakkan dada. Ia menyalahkan ayahnya, menyalahkan keadaan, bahkan sempat menyinggung soal ibunya.Dan kini, saat pagi datang, hati kecilnya dipenuhi ketakutan. Bagaimana jika ayahnya tahu? Bagaimana jika ayahnya mendengar semua?Dengan langkah pelan, Reina membuka pintu kamarnya. Tangannya sempat ragu, menahan
Last Updated : 2025-09-28 Read more