Lahat ng Kabanata ng Balas Dendam Tuan Muda Sampah: Menjadi Dokter Ilahi: Kabanata 31 - Kabanata 40

Semua orang yang ada di sana tercengang, dan Sergei Petrov bahkan lebih bingung dan tidak bisa mempercayainya. Apa yang sedang terjadi? Weiss adalah pengawal pribadi Tetua Stone yang terkenal itu. Biasanya, bahkan para bos besar dunia bawah tidak berani mengacaukannya, tetapi sekarang dia menyebut dirinya dengan nama lengkap Weiss Sandrock dan memanggil karyawan Public Relations biasa ini dengan sebutan Tuan Wayne? Ryan Wayne mengambil sepotong melon dari piring buah, memasukkannya ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan perlahan. Setelah menelannya, dia bertanya dengan nada tenang namun menyelidik, "Weiss Sandrock, apakah orang ini anak buahmu?" 'Weiss di hadapanku ini adalah pengawal Tetua Stone, tapi dia seharusnya tidak memiliki hubungan dengan Sergei Petrov, bukan?' batin Ryan sambil mengamati situasi dengan seksama. Sergei Petrov belum sempat memahami situasi dan masih dengan bodohnya bertanya, "Weiss, kamu tidak salah orang kan? Dia hanya karyawan Public Relations re

Tidak puas menendangnya dua kali, Sergei Petrov menendangnya lagi dan lagi sampai Dave Gilbert menangis dan memohon belas kasihan. Dia menendangnya beberapa kali lagi sebelum berhenti. Menghajar seseorang ternyata juga pekerjaan yang menguras tenaga. Sergei Petrov menyeka keringat dari dahinya dan mengutuk dengan napas terengah-engah: "Apakah kamu tahu siapa Tetua Stone itu? Kepala Keluarga Stone Millbrook, ayah dari Sekretaris Stone yang terkenal itu!" "Beraninya kamu main-main dengan orang kesayangan Tetua Stone? Kamu sudah membunuhku!" Sambil mengatakan ini, dia menendang Dave Gilbert sekali lagi dengan frustasi yang mendalam. Ketika Daisy mendengar kata-kata "Keluarga Stone Millbrook", wajahnya langsung menjadi pucat karena terkejut luar biasa. Keluarga Stone telah menjadi keluarga paling bergengsi dan berpengaruh di Millbrook selama lebih dari seratus tahun. Mereka memiliki banyak keturunan dan sangat menonjol di kalangan politik, bisnis, dan militer. Jika mereka in

Setelah mengantar Evelyn Bennett pulang, Ryan Wayne tidak ikut masuk bersamanya. Dia naik taksi dan kembali ke Villa Langit. Perjalanan pulang terasa tenang, namun pikirannya dipenuhi oleh berbagai perencanaan ke depan. 'Aku harus lebih berhati-hati dalam melindungi Eleanor dan Evelyn. Musuh-musuh dari kehidupan sebelumnya pasti akan mulai bergerak segera.' Ketika sampai di rumah, Ryan melihat lampu di ruang kerja masih menyala terang. Eleanor Bennett masih bekerja lembur, membolak-balik buku tebal tentang pengobatan tradisional Dragonpolis dengan wajah yang penuh konsentrasi. Eleanor Bennett awalnya mengambil jurusan Manajemen Akuntansi di universitas, dan berdasarkan kemampuan manajemennya yang luar biasa, dia bahkan diharapkan untuk memimpin seluruh Bennett Heritage Pharma suatu hari nanti. Faktanya, Harvey Bennett pernah memiliki niat seperti itu di masa lalu. 'Lagi pula, dengan begini, Wayne Pharmaceutical Group milik Keluarga Wayne juga akan membantu menantu perempuan mere

Eleanor Bennett sedikit tertegun melihat sikap Ryan Wayne. 'Awalnya, Ryan Wayne seperti batu, dia sangat keras kepala dan egois. Bagaimana mungkin dia bisa menundukkan kepala dan menyerah seperti yang dia lakukan hari ini?' Kemudian dia teringat sesuatu dan tersenyum tipis. 'Hmm, sepertinya terakhir kali dia bertingkah aneh, aku melawan mati-matian dan memukul balik beberapa kali. Mungkin itu membuatnya takut!' Eleanor Bennett merasa sedikit bangga dengan kesimpulannya dan mulai beradaptasi dengan dinamika hubungan suami-istri yang baru ini. Dia berkata dengan nada sedikit arogan namun main-main, "Huh! Baguslah kamu tahu kamu salah. Kalau kamu bikin masalah lagi lain kali, aku benar-benar akan memukulmu!" Ketika makanan sudah tersaji di meja makan, Ryan Wayne mulai menyantapnya dengan lahap. "Ini adalah rasa yang telah lama kurindukan..." gumam Ryan dalam hati. Ryan Wayne segera mulai memakannya dalam suapan besar, merasa bahwa masakan sederhana Eleanor seratus kali lebih lezat

"Eleanor Bennett!" Bruno Lester membentak keras sambil melempar berkas laporan ke meja dengan kasar. "Sudah tiga bulan berlalu sejak proyek Muscle Recovery Cream dimulai, tapi apa hasilnya? Tidak ada perkembangan yang berarti sama sekali!" Eleanor Bennett berdiri dengan tubuh kaku di hadapan meja kerja Bruno Lester, wajahnya pucat pasi. "Tuan Lester, penelitian formula memang membutuhkan waktu. Kami sudah mencoba berbagai kombinasi bahan aktif untuk meminimalisir efek sampingnya, tapi—" "Tapi apa? Tapi tidak ada hasil?" Bruno Lester bangkit dari kursinya, matanya menyala marah. "Tuan Lester, beri saya sedikit waktu lagi. Saya yakin bisa menemukan formula yang tepat—" "Waktu? Kamu sudah membuang-buang waktu selama tiga bulan penuh!" Bruno Lester menggebrak meja. "Kalau dalam satu minggu ke depan tidak ada kemajuan yang signifikan, kamu akan kupecat!" "Tuan Lester, tolong beri saya kesempatan..." Ketika Eleanor Bennett mendengar ancaman pemecatan dari Bruno Lester, dia menjadi san