All Chapters of Balas Dendam Tuan Muda Sampah: Menjadi Dokter Ilahi: Chapter 51 - Chapter 60

Dengan dukungan Lily Stone, Tetua Stone segera mengejarnya dengan langkah tertatih, tetapi Ryan Wayne sudah menghilang tanpa jejak. Kembali di aula, Tetua Stone gemetar karena amarah yang luar biasa. Dia menunjuk West Stone sambil berkata, "West Stone, dasar anak durhaka! Kamu buta dan tidak bisa mengenali siapa master yang sesungguhnya. Kamu akan menghancurkan masa depan Keluarga Stone!" 'Sekarang Ryan Wayne dan West Stone sudah bermusuhan. Upayaku untuk mengakrabkan mereka benar-benar sia-sia.' "Ayah benar-benar sudah pikun! Dia masih sangat muda, bagaimana mungkin bisa seahli itu? Ayah sudah ditipu olehnya!" West Stone mengambil gulungan yang ditinggalkan Ryan Wayne sambil menatapnya dengan jijik, hendak merobeknya. "Sampah apa ini!" "Apa yang mau kamu lakukan?" Tetua Stone dengan cepat menyambar gulungan itu, membukanya, dan melihat beberapa kata besar tertulis di halaman judul: "Teknik Body Refining Enlarge". Tetua Stone membacanya dengan saksama, tetapi tubuhnya tiba-tiba ge

Ryan Wayne berjalan perlahan dan berkata sambil tersenyum, "Maaf, aku tidak naik taksi, jadi aku agak terlambat." "Tidak apa-apa, tidak apa-apa!" Thomas Hau tampak sangat antusias sambil menarik Ryan Wayne untuk duduk. Dia bertanya dengan heran dan sedikit mengejek, "Kamu jalan kaki ke sini?" Ryan Wayne mengangguk dalam diam sambil menatap wajah-wajah di sekelilingnya. Kejutan, ejekan, sarkasme, penghinaan... berbagai ekspresi meremehkan terpancar dari mata teman-teman sekelasnya. Ryan Wayne merasa geli melihat semua ini. 'Orang-orang ini mengira bahwa dengan sedikit uang mereka bisa menguasai segalanya, tapi mereka tidak tahu bahwa dengan kemampuan yang kumiliki sekarang, aku akan menjadi tak terkalahkan di masa depan dan menguasai seluruh dunia.' 'Aku terlahir kembali hanya untuk menapaki jalan tertinggi, mencapai puncak alam semesta, memulihkan kejayaanku, dan melindungi keluarga, kekasih, serta sahabatku. Apa hubungannya tatapan mengejek ini denganku?' "Ck ck, Ryan Wayne,

"Sudahlah, Tuan Hau. Bagaimanapun juga kita teman sekelas. Jangan ganggu dia!" "Betul, kalau kamu berdebat dengannya, itu hanya menurunkan derajatmu." Disca Starfield dan beberapa gadis berpura-pura melerai, tapi kata-kata dan sikap mereka menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak menganggap serius Ryan Wayne. "Haha, Ryan Wayne, kamu sombong banget sampai berani meremehkan Bos Sergei. Kamu tahu tidak siapa dia dan berapa kekayaannya?" "Sudah beberapa tahun lulus, tapi kamu masih naif dan bodoh seperti dulu!" Elizabeth Youth, Lisa Struit dan beberapa teman sekelas lain mulai mencibir dan mengejek. "Sayang sekali, Ryan Wayne punya kepribadian keras kepala sampai tidak menyadari pentingnya networking..." Bahkan Anna Libels mendesah dalam hati sambil menggelengkan kepala. "Kalau bukan karena kita sekelas, aku pasti sudah menghajarmu sejak tadi!" gerutu Thomas Hau dengan marah. Tepat pada saat itu, pintu ruangan terbuka lebar. Dikelilingi beberapa pria kekar, seorang pria paruh b

Yang lain mungkin tidak tahu, tetapi Elizabeth tahu dengan pasti bahwa Sergei Petrov adalah Bos besar yang memiliki koneksi kuat di dunia hitam dan putih, sosok yang telah membunuh banyak orang tanpa belas kasihan. "Biarkan mereka keluar dari ruangan ini," kata Ryan Wayne sambil terus memakan anggurnya dengan tenang, suaranya terdengar dingin namun final. "Aku tidak ingin melihat wajah mereka di Millbrook lagi setelah ini." "Baik, Tuan Wayne!" Sergei langsung memberi aba-aba pada anak buahnya. "Bawa mereka keluar sekarang!" Henry dan beberapa pengawal kekar langsung maju, menarik kedua orang yang masih berlutut itu dengan kasar menuju pintu keluar. Thomas Hau masih belum menyerah pada nasibnya yang mengerikan. Dia berjuang melawan cengkeraman para pengawal sambil memohon dengan putus asa, "Ryan Wayne, beri aku satu kesempatan! Mohon minta Bro Sergei untuk memaafkanku! Kita kan teman sekelas!" "Diam!" Henry, dengan mata yang tajam dan dingin, langsung meninju perut Thomas dengan

Ketika Ryan Wayne kembali ke Vila Langit, Eleanor Bennett sedang bekerja lembur di ruang kerja kecilnya. Cahaya lampu meja yang redup menyinari wajahnya yang tampak lelah namun tetap fokus pada berkas-berkas yang tersebar di hadapannya. Ryan berjalan dengan hati-hati ke dapur, berusaha tidak menimbulkan suara yang bisa mengganggu konsentrasi istrinya. Dengan gerakan yang terlatih, dia mulai menyiapkan tanaman obat yang telah lama dinanti-nantinya. 'Tanaman yang dikumpulkan Sergei Petrov memang berkualitas tinggi,' pikirnya sambil mengeluarkan satu per satu bahan berharga dari kotak brokat. 'Ginseng berusia seratus tahun, Polygonatum sibiricum Sembilan-Tekuk, dan Polygonum multiflorum berbentuk manusia—semua ini cukup untuk membuat Pil Penambah Qi yang sempurna.' Ryan menghabiskan hampir tiga jam penuh dalam proses pemurnian yang rumit. Dia harus sangat teliti dalam mengontrol suhu api, timing, dan proporsi setiap bahan. Kesalahan sekecil apapun bisa membuat seluruh tanaman