Aku menghapus semua kontak Rendra dari ponselku, lalu menyewa sebuah kamar.Sejak menikah dengannya, aku tidak pernah bekerja. Kini, bukan hal yang mudah bagiku untuk mencari pekerjaan.Untungnya, sahabatku punya perusahaan. Dia memberiku jabatan yang ringan. "Citra, kalau sudah di perusahaanku, kamu cukup kerja dengan tenang," ucap sahabatku.Dia melanjutkan, "Kalau ada yang berani mengganggumu, bilang saja, biar aku yang turun tangan."Setelah berkata begitu, dia menyodorkan segelas kopi hangat untukku. Senyumnya sangat tulus."Terima kasih," kataku.Dia tertawa, lalu berkata, "Kita sahabat, kamu nggak perlu begitu segan."Kupikir setelah perceraian, hidupku akhirnya bisa tenang. Namun, tidak kusangka, keesokan harinya, Viona justru datang mengamuk ke perusahaan sahabatku."Citra, dasar pembunuh! Kembalikan anakku!" teriak Viona.Rambut Viona berantakan, wajahnya pucat pasi, dia benar-benar terlihat seperti orang gila. Begitu melihatku, dia langsung melemparkan tas ke arahku.Aku tid
Read more