Varen hanya menatap punggung istrinya semakin menjauh. Ia memegang tangan kirinya yang tersenggol dengan stang motor Viona, terasa sedikit perih. "Sialan..Kenapa harus sekarang." gumamnya mengumpat pda dirinya sendiri. Ia melangkah masuk kedalam untuk mengambil ponselnya untuk segera memberi tahu kedua temannya. Ia melihat ponselnya berdering lagi. Itu adalah staf kantornya. "Halo," ucapnya memulai pembicaraan. Terdengar suara di seberang telepon, "Halo Pak, saya ingin mengingatkan kembali. Jam 9 nanti ada sidang penting. Untuk berkas tambahan sudah saya siapkan di meja Bapak." Varen menarik napas panjang, "Baiklah." jawabnya singkat. Lalu telepon berakhir. Varen masih mengenggam ponselnya. Ia segera mengabari Lino dan Radit. "Viona sudah tahu tentang misi kita." Varen mengusap wajahnya dengan frustasi. Awalnya ingin mengejar Viona kerumah sakit. Namun dengan info jadwalnya barusan, ia fidak bisa melakukannya. "Hah!" dengusnya keras. Ia melayangkan pukulan ke udara. Ia
Last Updated : 2025-11-06 Read more