Beberapa hari kemudian. Pagi di rumah Mayang terasa lebih sibuk. Hari itu adalah hari pernikahan Mayang dan Radit. Kursi-kursi telah tertata rapi di halaman, hiasan kain putih dan pastel melambai pelan tertiup angin pagi. Viona datang lebih awal bersama Varen san Theo. Sesampainya disana, Viona langsung masuk ke dalam rumah, menuju ruang rias yang pintunya sedikit terbuka.Ia mengetuk pelan, dan masuk. “Hai, pengantin,” sapa Viona lembut.Mayang yang sedang menatap cermin sontak terkejut. Ia menoleh cepat, dan ketika menangkap bayangan Viona di pantulan cermin, wajahnya langsung berseri. “Kak Vio!” serunya riang. Ia berbalik, tangannya spontan meraih tangan Viona dan menggenggamnya erat. “Aku senang banget Kak bisa hadir.” ucapnya dengan mata berbinar. Viona tersenyum, “Mana mungkin aku melewatkan hari sepenting ini,” jawab Viona. “Mayang, Kau cantik sekali.” Mayang tertawa kecil, mencoba menahan emosi yang tiba-tiba naik.Theo tertawa kecil saat Mayang memeluknya erat. “Theo,
Last Updated : 2025-12-01 Read more