Setelah makan, dan suasana sedikit lebih tenang, Lino menyeru, “Banu, tolong cek lagi. Sebenarnya yang menjebak Varen itu tuan besar, atau memang inisiatif Wiryawan sendiri?” Ruangan langsung hening. Banu mengangguk dan mengutak-atik. “Kak Radit, bisa kesini sebentar?" Radit menghampiri. Banu memberikan headsetnya. “Kak, sepertinya ini percakapan penting.” bisiknya. Radit memasang headset, Itu potongan rekaman semalam percakapan Tari dan Wiryawan, tepat sebelum keadaan menjadi kacau. Radit mendengar suara Tari yang mencoba mengalihkan, kemudian suara Wiryawan yang makin jelas, mabuk, sombong, dan ceroboh membahas tentang Varen dan almarhum kakaknya. Radit memejamkan mata sesaat. Urat di rahangnya menegang. Ia memang sempat mendengarnya sekilas saat kejadian, tapi mendengar versi penuh membuat darahnya naik. Banu menatap Radit, menunggu. “Gimana, Kak?” Radit melepas headset lalu memberi isyarat untuk diam kepada Banu. Lalu ia menoleh ke arah Varen, yang sedang duduk di s
Last Updated : 2025-11-22 Read more