Keesokan pagi, di kantor cabang terasa lebih berat dari biasanya. Jesslyn berusaha menyibukkan diri dengan menatap layar monitor, jari-jarinya mengetik cepat, padahal pikirannya masih tertinggal di malam sebelumnya. Bayangan Sabian yang tiba-tiba datang, lalu adu tatapan dengan Christian, berulang-ulang memutar di kepalanya.Suara langkah sepatu terdengar mendekat. Jesslyn menegakkan punggung, pura-pura fokus, sampai suara itu berhenti tepat di samping meja kerjanya.“Jess, bisa ngobrol sebentar?” suara itu dalam, tegas, tapi tetap sopan. Sabian.Jesslyn menoleh, menelan ludah. Rekan-rekan sekantor yang duduk tak jauh langsung melirik, seolah mencium ada hal penting yang akan dibicarakan. Jesslyn buru-buru berdiri. “Iya, ayo ke ruang rapat kecil.”Mereka masuk ke ruangan dengan pintu kaca buram. Begitu pintu menutup, hening seketika menelan mereka. Jesslyn menunduk, merapikan berkas di tangannya untuk menghindari tatapan Sabian yang tajam.“Saya minta maaf soal semalam,” akhirnya Jess
Last Updated : 2025-11-22 Read more