Malam itu, bar yang biasanya ramai hanya dipenuhi beberapa pengunjung tetap. Lampu redup, musik pelan mengalun, dan di sudut paling sepi duduklah seorang pria yang sudah menenggak lebih banyak gelas daripada biasanya. Dasi kerja terlepas, kemeja kusut, dan matanya merah bukan hanya karena alkohol, tapi juga karena frustasi.Di hadapannya, botol whiskey hampir habis. Tangannya gemetar ketika menuang gelas berikutnya.“Kamu tega banget, Jess… ninggalin aku gitu aja. Nggak pamit, nggak bilang apa-apa…” racau Christian. Dia sudah tak sadarkan diri tapi masih terus minum.Ia meneguk minumannya dalam sekali tarikan, merasakan perih membakar tenggorokannya. Tapi rasa sakit itu jauh lebih mudah ditahan dibandingkan rasa hampa di dadanya. Rumah kosong, kantor yang tidak ada Jesslyn, bahkan Sabian pun tak bisa memberikan jawaban yang ia mau. Semua orang bungkam, seolah dunia sengaja berkonspirasi membuatnya gila.Pintu bar terbuka, seorang pria masuk, langkahnya tenang. Noah. Ia sudah mencari T
Last Updated : 2025-11-04 Read more