Begitu mendengar suara langkah kaki di luar lift, Melati segera menata ulang dokumen di tangannya seperti semula, lalu kembali menampilkan ekspresi kesakitan yang tadi.Tak lama kemudian, Jane datang dan menyodorkan sebutir permen padanya. "Kamu sampai berkeringat begini. Gimana kalau aku antar kamu ke rumah sakit saja?"Melati buru-buru menggeleng. "Nggak usah, sudah agak mendingan." Dia memasukkan permen ke mulut, tersenyum canggung, lalu berkata dengan menyesal, "Tadinya aku mau ke kafe di bawah, tapi sepertinya sekarang nggak bisa lagi."Jane percaya begitu saja, lalu menjawab tanpa ragu, "Nggak masalah, nanti aku bantu bawain makanan.""Terima kasih ya, Jane." Melati tersenyum lembut, lalu keluar dari lift.Begitu pintu lift menutup, pikirannya mendadak campur aduk. Dia masih teringat wajah polos Jane yang tadi menatapnya dengan khawatir. Gadis muda yang baru lulus kuliah memang mudah sekali dibohongi.Rasa bersalah sempat muncul di hati Melati. Dia tahu perbuatannya tidak benar.
더 보기