"Halo, Kak Rey? Ada apa?" tanya Anin, suaranya terdengar ceria saat panggilan terhubung.Di ujung telepon, Rey tak langsung menjawab. Suaranya terdengar penuh selidik, "Kamu di mana?" Ia curiga, motor yang melaju kencang dan hampir membuatnya celaka tadi adalah motor Anin."Aku di restoran Kakak," jawab Anin, sedikit heran. "Kenapa?""Enggak apa-apa. Aku cuma mau tahu keadaan kamu. Udah, ya, aku mau meeting dulu," kata Rey, lalu sambungan terputus begitu saja.Anin hanya menghela napas, menyimpan ponselnya di saku jaket. Tanpa mengetuk pintu, ia melangkah masuk ke ruang kerja sang kakak yang terasa familiar."Selamat pagi, Kakakku yang ganteng," sapa Anin dengan senyum merekah. Tanpa basa-basi, ia langsung menjatuhkan diri di sofa, melepas jaket, lalu melemparnya ke sofa di sebelahnya.Mahendra, membalas sapaan itu dengan kekehan hangat. "Pagi, gadis cantik," jawabnya, bangkit dari kursi dan mendekati Anin. "Eh, tunggu. Udah enggak gadis lagi, ya?" Mahendra tertawa terbahak-bahak meli
Last Updated : 2025-09-20 Read more