Pagi itu, lamunan Rey buyar saat Tama menggebrak meja. "Woy! Pagi-pagi udah ngelamun aja lu," tegurnya.Rey terperanjat kaget, lantas mengelus dadanya. "Enggak ada kerjaan lu, pagi-pagi ganggu orang aja.""Hari Minggu nih, masa gue harus kerja terus. Besok lu masuk, ya, kerjaan lu udah numpuk," balas Tama seraya duduk di kursi yang sebelumnya diduduki Anin."Besok gua masuk. Di rumah juga pusing lihat si Anin," sahut Rey, lalu menyesap kopi sisa milik Anin.Tama mengerutkan dahi. "Sejak kapan lo minum kopi hitam?" tanyanya heran. Setahu Tama, Rey tidak pernah minum kopi."Sejak sekarang," jawab Rey datar."Maksud lu gimana, sih?" Tama bingung. "Ini kopi si Anin. Tadi gue lagi pusing, enggak sadar ngambil gelas kopi si Anin terus gue minum. Ternyata enak juga," jelas Rey sambil tersenyum."Wah, udah ada sinyal-sinyal cinta, kayaknya. Udah mulai menyukai apa yang Anin suka," sindir Tama dengan senyum meledek."Gue pusing. Tadi si Anin bilang kalau gue enggak suka dia, dia minta dikemba
Last Updated : 2025-09-18 Read more