"As, bangun!" Anin mengguncang lengan Tyas, berusaha membangunkannya dari tidur.Namun, Tyas tidak bergeming. Matanya masih terpejam rapat, tetapi air mata terus mengalir membasahi pipinya. Ia meracau, memanggil-manggil nama Farel.Rizky, yang mengemudikan mobil, menghentikan laju kendaraannya di bahu jalan. Ia ikut panik melihat Tyas menangis dalam tidurnya."As, nyebut, As." Anin terus mencoba menyadarkan Tyas dengan mengguncang lengannya.Akhirnya, Tyas tersentak bangun. Begitu matanya terbuka, ia langsung memeluk Anin erat. "Nin... Farel," isaknya, suaranya parau."Farel? Ada apa dengan Farel?" tanya Anin bingung, berusaha menenangkan sahabatnya."Farel... Farel pergi ninggalin aku," isak Tyas. "Dia pergi sama wanita-wanita cantik," tambahnya, air mata kembali tumpah.Rizky segera mengambil ponselnya, menelepon Farel. Setelah tersambung, ia menyodorkan ponsel itu kepada Tyas. "Ini Farel. Bicaralah," katanya.Tyas terdiam. Ia berhenti menangis dan menatap Rizky. Rasa malu seketika
Last Updated : 2025-09-25 Read more