Keesokan harinya, Anin dan Rey tiba di sebuah restoran milik kakak Anin di Bandung, tempat mereka bertemu dengan orang tua Arvin. Restoran itu memang tidak jauh dari rumah orang tua Arvin, yang diketahui tinggal di Bandung dan hanya ke Jakarta jika ada urusan pekerjaan."Siang, Tante," sapa Anin saat melihat Mama Tari, ibunda Arvin, sudah menunggu. "Maaf ya, Anin telat."Tante Tari berdiri dan memeluk Anin dengan hangat. "Enggak apa-apa, Sayang. Tante memang sengaja datang lebih awal, mau ketemu kakakmu dulu." Tatapannya beralih pada Rey, pemuda tampan di samping Anin. "Ini pasti suamimu, ya?" tebaknya, senyum mengembang."Iya, Tante," jawab Anin, tersipu.Rey mengulurkan tangan. "Saya Rey, Tante. Senang bertemu Anda."Tante Tari menyambut uluran tangan Rey. "Senang juga berkenalan denganmu, Nak. Silakan duduk!"Setelah mereka duduk, Anin melirik ke sekeliling, mencari kakak iparnya. "Kak Dhila enggak diajak?"Mahendra, yang baru saja selesai berbicara dengan Tante Tari, menoleh. "Eng
Last Updated : 2025-09-22 Read more