"Farel, kamu mau kemana, Nak?" Suara Mama Ratih terdengar serak, mencoba menyembunyikan getar yang tiba-tiba muncul.Ini adalah hari kelima setelah lamaran Farel, lusa adalah hari pernikahannya."Aku mau keluar kota dulu, Ma," jawab Farel, tatapannya menghindari mata sang Mama."Lusa hari pernikahanmu, besok kita ke Bandung." Mama Ratih melangkah maju, tangannya terulur meraih lengan Farel. Jantungnya berdenyut tak nyaman, firasat buruk menyergapnya seperti kabut dingin."Ada urusan yang enggak bisa ditunda, Ma. Nanti malam juga, aku balik," jawab Farel, melepaskan pegangan lembut itu.Pintu terbuka, dan Rizky masuk, langkahnya terhenti di ambang pintu, merasakan ketegangan di ruangan itu. Ia memang lebih suka tinggal di apartemennya, tapi suasana di rumah ini terasa seperti magnet."Kamu mau kemana?" tanya Rizky, menatap Farel tajam."Aku mau ke luar kota, Bang," jawab Farel."Coba kamu tahan dia, susah dibilanginnya." Mama Ratih menoleh pada Rizky, matanya memohon.Rizky menyandarka
Last Updated : 2025-09-30 Read more