Stasiun kereta api tua di Eropa terasa ramai dan kacau. Alex tampak kaku, wajahnya tegang. Dia membenci tempat ini. Kereta api, orang banyak, dan jadwal yang tidak bisa dia ubah adalah antitesis dari kontrol yang ia pegang.Alex dan Clara menaiki kereta, memasuki kompartemen pribadi mereka. Ruangan itu sempit, berpanel kayu kuno, dan memancarkan suasana keintiman yang dipaksakan. Ini adalah jebakan sempurna yang Alex siapkan untuk dirinya sendiri.Kereta mulai bergerak, menyentak. Alex duduk kaku di kursi beludru, memandang keluar jendela ke lanskap yang bergerak cepat, tetapi matanya memancarkan kegelisahan."Kau melanggar protokol kenyamanan," desis Alex, suaranya tajam, tidak ditujukan pada Clara, tetapi pada situasi. "Ruangan ini sempit. Aku tidak bisa bergerak. Aku tidak bisa mengontrol suara."Clara tersenyum dingin. Dia menyadari, Alex kini mengakui kelemahan terbesarnya tanpa dipaksa."Tidak ada lagi protokol, Alex," balas Clara, lugas. "Hanya ada kita. Kau memilih arena yang
Last Updated : 2025-11-12 Read more