Ketua perguruan, Tuan Seta, menyambut kedatangan para instruktur sesuai arahan yang telah disampaikannya, termasuk meminta mereka membawa Angkara. Ruang tamu kediaman ketua tenang, hanya terdengar bunyi angin pelan dan langkah kaki ringkih para tamu yang masuk. Setelah semua berkumpul, Seta memandangi Angkara singkat, kemudian mempersilakan dengan singkat, “Duduk.”Angkara menuruti perintah itu. Ia duduk di kursi yang ditunjukkan, masih menyisakan rasa ingin tahu. Sejak melangkah dari pintu masuk, pandangannya tak henti berkeliling, rak-rak penuh souvenir, lemari antik, kain-kain bergambar, setiap benda tampak tersusun rapi. Dalam benaknya terselip penilaian singkat. Ketua perguruan rupanya orang yang gemar mengoleksi, jadi tentu saja ia teliti terhadap hal-hal kecil.Setelah Angkara duduk, Tuan Seta menghela napas panjang, lalu menyerahkan sebuah surat yang semalam sempat ia baca. Surat itu ia ambil dari meja, masih tergulung rapi. “Bacalah ini, Nak,” ucapnya.Angkara membuka sura
Last Updated : 2025-09-23 Read more